TEMPO.CO, Jakarta - Permintaan bagian tubuh ikan pari Manta Ray untuk pengobatan alternatif dan tradisional pengobatan Cina sangat mengancam populasi fauna laut ini. Diketahui bahwa populasinya telah menurun secara global hingga sepertiga dalam beberapa tahun terakhir.
Overfishing lautan telah menjadi perhatian dunia selama bertahun-tahun. Namun, penurunan populasi ikan pari Manta tak ada hubungannya dengan permintaan daging mereka.
Artikel di harian Sydney Morning Herald sangat menarik. Sebuah penyelidikan tahun lalu menemukan penyebab utama penurunan Manta Ray adalah akibat permintaan pesat pasar Cina dan lainnya. Mereka mencari tulang saring insang, filamen tipis yang digunakan untuk menyaring makanan dari air. Tulang insang itu dikeringkan dan kemudian direbus untuk dijadikan obat.
Laporan kelompok ini menjual tulang saring insang itu rata-rata seharga USD 251 (2,5 juta rupiah) per kilogram di Guangzhou, Cina Selatan, tempat sekitar 99% produk dunia dijual.
Menangkap Manta Ray utamanya dilakukan di perairan India, Sri Lanka, Indonesia, Peru dan Cina. Para pedagang lokal mengatakan tulang saring insang Manta Ray ini diyakini bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan yang lainnya mengklaim dapat mengobati penyakit cacar air, bahkan kanker.
Ancaman penurunan populasi Manta Ray ini diperparah oleh beberapa faktor, termasuk siklus reproduksi yang lambat dan ekonomi Cina yang kuat. Kini semakin banyak orang-orang mampu membeli bagian-bagian tubuh yang mahal.
Pemerintah Australia baru-baru ini memberlakukan undang-undang untuk melindungi ikan pari Manta sebagai spesies yang selalu bermigrasi. Mereka menetapkan tindak kejahatan bagi siapa saja yang menangkap, membunuh, atau memindahkan hewan ini dari perairan Australia.
DISCOVERY NEWS | ISMI WAHID
Berita Lain:
Lebah Tak Hanya Menyengat Tapi Juga Menggigit
Wakil Presiden Apple Mundur
Perubahan Iklim Bikin Tubuh Kuda Nil Menyusut
Pindah Windows 8, Cara Mudah Cari Aplikasi Google
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya