PLTN di Bangka Tunggu Jembatan Selat Sunda?  

Reporter

Rabu, 31 Oktober 2012 13:13 WIB

Gedung reaktor PLTN Bushehr, Iran. AP/ISNA, Mehdi Ghasemi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot S. Wisnubroto, mengatakan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda menjadi salah satu pertimbangan untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Jembatan yang bakal menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera itu dinilai vital untuk menyalurkan listrik dari PLTN.

"Listrik dari PLTN Bangka harus disalurkan ke Sumatera lalu ke Jawa. Ini bisa diparalelkan jika nanti Jembatan Selat Sunda jadi dibangun," kata Djarot, Selasa, 30 Oktober 2012.

Pembangunan Jembatan Selat Sunda akan menjadi momen yang tepat untuk membangun PLTN di Bangka. Sebab, kata Djarot, menyalurkan listrik dari Bangka langsung ke Pulau Jawa akan memakan biaya yang jauh lebih mahal.

Ia mengatakan, pemenuhan pasokan listrik di Pulau Sumatera dan Jawa memang menjadi salah satu tujuan pembangunan PLTN di Bangka. Apalagi, semakin besar kapasitas listrik yang dihasilkan PLTN justru akan semakin ekonomis.

"Kalau untuk Bangka sendiri kebutuhannya hanya beberapa puluh megawatt," ujar Djarot. Adapun PLTN di Bangka diproyeksikan mampu menghasilkan listrik sebesar 8.000 megawatt.

Kini BATAN masih melakukan studi kelayakan hingga akhir 2013. Beberapa faktor menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi. Di antaranya, tempat itu stabil, sedapat mungkin potensi gempanya kecil, bebas dari tsunami, dan mempertimbangkan faktor sosial penduduk setempat atau secara demografi.

Kalimantan sebenarnya menjadi lokasi yang paling sesuai dengan kriteria-kriteria tersebut. Namun, lokasinya terhitung jauh dari Pulau Jawa dan Sumatera. Lagi pula, kebutuhan listrik di Kalimantan tidak sebesar Jawa dan Sumatera.

Sementara itu, kata Djarot, Bangka menjadi kandidat terkuat lantaran tiga hal: relatif aman dari bencana alam, faktor ketersediaan uranium sebagai bahan baku, dan lokasi yang strategis. "Bagaimana membangun PLTN di Jawa atau yang dekat dengan Pulau Jawa, karena permintaan listrik itu paling besar di Jawa, Bali, dan Sumatera," ujarnya.

Djarot tidak dapat memastikan Bangka sebagai lokasi pasti pembangunan PLTN, karena studi kelayakan baru akan rampung akhir tahun depan. Namun, sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, ia mengatakan PLTN harus beroperasi setidaknya pada 2015-2019. "Dengan keselamatan yang ketat," kata dia.

MAHARDIKA SATRIA HADI



Berita Lainnya:
Mangkir dari Sidang Fahd, Ini Jawaban Tamsil
Satu Lagi Terduga Teroris Hasmi Alumni Jember
Wenger: Kemenangan Arsenal Seperti Keajaiban
PKNU Mengadu ke Badan Pengawas Pemilu
Wakapolri: Gugatan Perdata Korlantas untuk Publik

Berita terkait

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

26 Oktober 2022

Energy Watch: Indonesia Belum Siap Manfaatkan Nuklir dalam Waktu Dekat

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai Indonesia belum siap memanfaatkan teknologi nuklir dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

4 Juli 2022

BRIN Jajaki Kerja Sama dengan Prancis untuk Kembangkan Teknologi Nuklir

Dua hal penting terkait rencana pengembangan bidang nuklir di Indonesia, yakni perbaikan infrastruktur nuklir dan peningkatan capacity bulding.

Baca Selengkapnya

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

16 Mei 2022

IAEA Tawarkan Solusi Nuklir untuk Polusi Plastik dan Penghapusan Karbon Dioksida

Para ahli dan mitra IAEA memamerkan beberapa cara sains dan teknologi nuklir berkontribusi pada tujuan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

16 Februari 2022

Teknologi Nuklir Ungkap Buaya Makan Bayi Dinosaurus

Lewat bantuan teknologi nuklir akhirnya ilmuwan dapat mengungkap dan merekonstruksi fosil isi perut buaya.

Baca Selengkapnya

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

5 November 2021

3 Hasil Manis dari Uji Kandidat Vaksin Covid-19 Gunakan Antibodi Ayam

Akumulasi antibodi IgY yang digunakan dalam vaksin Covid-19 itu tertinggi di organ trakea. "Saya senang karena di situ masuknya virus."

Baca Selengkapnya

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

4 November 2021

Antibodi Ayam Semakin Dekat Jadi Vaksin Covid-19, Ini Hasil Uji Praklinisnya

BRIN rampungkan uji praklinis terhadap antibodi dari kuning telur ayam, IgY, sebagai vaksin pasif Covid-19. Libatkan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

11 Oktober 2021

Insinyur Angkatan Laut AS Didakwa Jual Informasi Rahasia Kapal Selam Nuklir

Seorang insinyur nuklir Angkatan Laut AS dan istrinya telah didakwa menjual informasi rahasia tentang kapal selam nuklir kepada agen FBI yang menyamar

Baca Selengkapnya

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

19 September 2019

PT Inuki Ingin Lebih Berperan dalam Pengembangan Teknologi Nuklir

PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) menghadiri Sidang International Atomic Energy Agency (IAEA) di Wina, yang membahas pengembangan teknologi nuklir.

Baca Selengkapnya

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

18 September 2019

Amerika Akan Berikan Teknologi Nuklir ke Arab Saudi Asalkan ...

Amerika Serikat mau memberikan teknologi nuklirnya ke Arab Saudi asalkan negara itu mau membuat kesepakatan dengan IAEA.

Baca Selengkapnya

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

7 September 2019

Biaya Operasi Kanker dengan Teknologi Nuklir Hemat 90 Persen

Teknologi nuklir sudah sejak lama digunakan di dunia medis. Namun orang sakit masih takut dengan kata nuklir.

Baca Selengkapnya