Pisang Akan Menjadi Sumber Makanan yang Penting

Reporter

Jumat, 2 November 2012 17:54 WIB

Seorang penjual merapikan pisang dagangannnya di Pasar Terong Makassar, Rabu (14/3). TEMPO/Hariandi Hafid

MONTPELLIER - Akibat perubahan iklim global, pisang diperkirakan akan menjadi sumber makanan penting bagi jutaan penduduk dunia. Demikian kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Consultative Group of International Agricultural Research (CGIAR), lembaga penelitian yang beralamat di Montpellier, Prancis.



CGIAR yang beranggotakan para peneliti dari berbagai negara, merupakan lembaga penelitian yang bertujuan menekan tingkat kemiskinan di pedesaan, meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan kesehatan dan gizi, serta memastikan adanya manajemen sumber daya alam yang berkelanjutan.



Atas permintaan Komite PBB untuk Ketahanan Pangan Dunia (CFS), CGIAR menganalisis pengaruh perubahan iklim global terhadap 22 komoditi pertanian terpenting di dunia. Hasilnya, mereka memperkirakan bahwa produksi tiga sumber utama kalori, yakni kentang, beras dan gandum, akan berkurang.


Advertising
Advertising


Menurut studi ini, di beberapa negara berkembang, pisang dapat menggantikan kentang. Kenaikan temperatur bumi akan mempersulit budi daya kentang. Sebaliknya, beberapa jenis pisang akan mudah ditanam, bahkan di daerah yang tadinya menjadi tempat budi daya kentang.



“Pada saat temperatur udara meningkat, di daerah-daerah tertentu, pisang akan menjadi pilihan terbaik bagi para petani kecil,” kata Philip Thornton, seorang peneliti CGIAR. Sedangkan di daerah Asia Selatan, menurut dia, biji-bijian paling mungkin digantikan oleh singkong yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. Masalahnya, sejauh mana konsumen bisa beradaptasi pada makanan dan diet baru.



Bruce Campbell, yang memimpin program penelitian yang dinamakan Climate Change Agriculture and Food Security Program ini, optimistis perubahan diet akan terjadi secara alami. Sebab, perubahan iklim juga pernah terjadi di masa lampau. “Dua dekade lalu, jarang menemukan orang makan nasi di Afrika, seperti saat ini. Kebiasaan masyarakat berubah mengikuti harga. Beras lebih mudah diperoleh dan dimasak,” katanya.



Diperkirakan, perubahan juga akan terjadi pada produksi sumber protein hewani. Beberapa tahun mendatang petani tampaknya akan mulai beralih memelihara hewan yang lebih kecil. “Ini sudah mulai terjadi. Di Afrika Selatan ada transisi besar-besaran dari memelihara sapi ke kambing, perubahan yang didorong oleh kekeringan panjang,” kata Campbell lagi. Menurut dia, manakala para peternak menyadari ada masalah dengan produksi mereka, mereka akan berubah.



PRAVDA.RU | PHILIPUS PARERA

Berita terkait

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.

Baca Selengkapnya

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.

Baca Selengkapnya

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

8 Agustus 2017

Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mencoba membuktikan apakah alpukat bermanfaat untuk otak.

Baca Selengkapnya

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

Baca Selengkapnya

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.

Baca Selengkapnya

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.

Baca Selengkapnya

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.

Baca Selengkapnya

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"

Baca Selengkapnya

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

18 November 2016

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es

Baca Selengkapnya