TEMPO.CO, California - Setelah gagal mengakuisisi Instagram, Twitter akhirnya berupaya mengembangkan sendiri aplikasi edit foto dengan konsep yang sama.
Dikutip dari The New York Times, Senin, 5 November 2012, seorang narasumber menyatakan bahwa setelah upaya membeli Instagram gagal, Jack Dorsey, pendiri dan Chairman Twitter serta Dick Costolo, CEO twitter, memimpin pencarian perusahaan seperti Instagram yang bisa diakuisisi. Namun mereka menemukan bahwa harga yang ditawarkan tidak seimbang dengan hasil yang bisa didapat Twitter. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengembangkan sendiri aplikasi tersebut.
Dalam beberapa bulan ke depan, Twitter diperkirakan akan mengupdate aplikasi mobile mereka dengan fitur pengedit foto dengan berbagai pilihan filter, untuk dibagi via Twitter.
Menurut seorang karyawan Twitter yang tidak disebutkan identitasnya, layanan baru ini akan sangat diminati para Very Impotant Twitter (VIT), atau pengguna Twitter berpengaruh. Pasalnya, VIT yang kebanyakan berasal dari kalangan selebritis maupun figur publik ini kerap menggunakan Instagram untuk berbagi foto.
Juru bicara Twitter tidak menjawab ketika diminta konfirmasinya.
Sebelum dibeli Facebook, Twitter memang dikabarkan ngebet mengakuisisi Instagram. Namun meski telah didekati selama berbulan-bulan, dua pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger,berkukuh tidak ingin menjual perusahaannya. Semua berubah saat Mark Zuckerberg datang. Instagram akhirnya berhasil dijual ke Facebook dengan nilai akuisisi final sebesar US$ 715 juta.
THE NEW YORK TIMES | CNET | RATNANING ASIH
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya