NASA Belum Temukan Gas Metana di Mars

Reporter

Rabu, 7 November 2012 10:49 WIB

Foto permukaan tanah di Planet Mars, setelah kendaraan penjelajah NASA, Curiosity, mengeruk sampel tanah, Kamis (1/11). REUTERS/NASA/Handout

TEMPO.CO , Pasadena--Robot Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sejauh ini belum mendeteksi keberadaan gas metana di atmosfer Mars. Berita ini dinilai mengecewakan bagi mereka yang berharap untuk menemukan kehidupan di Planet Merah.

Metana menggambarkan keberadaan makhluk hidup. Di Bumi, seluruh organisme hidup menghasilkan lebih dari 90 persen gas metana yang ditemukan di atmosfer. Para ilmuwan sangat tertarik mengetahui apakah robot beroda enam dan berbobot satu ton itu berhasil menangkap metana di atmosfer Mars.

"Tapi Curiosity datang dengan tangan hampa," ujar Chris Webster, ilmuwan dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, Selasa, 6 November 2012. Pengukuran pertama yang dilakukan Curiosity menggunakan peranti Analisis Sampel Mars (SAM) menunjukkan tidak ada gas metana di Mars.

Ia mengatakan Curiosity akan terus berkeliling untuk menemukan keberadaan metana di Mars hingga beberapa bulan mendatang. "Planet ini selalu memberi kejutan bagi kami," kata Webster, kepala perakitan instrumen Spektrometer Laser pada peranti SAM.

Keberadaan metana di Mars memang cukup misterius. Para ilmuwan sebelumnya pernah mendeteksi metana di atmosfer Mars menggunakan berbagai instrumen yang dipasang langsung di lokasi maupun pengukuran dari antariksa. Namun, kadar metana yang diukur masih sangat rendah, yakni 10-50 bagian per miliar (ppb).

Para ilmuwan mengatakan, absennya metana dari pengukuran Curiosity tidak berarti pengamatan sebelumnya salah. Konsentrasi gas tak berbau itu mungkin berbeda menurut wilayah dan waktu tertentu di Mars.

"Saat ini kami tidak mendeteksi metana di Mars," kata Sushil Atreya dari University of Michigan, peneliti program SAM Curiosity. "Tapi itu bisa berubah dari waktu ke waktu, tergantung pada bagaimana metana diproduksi dan hancur di Mars."

Gas metana dapat berasal dari sumber selain makhluk hidup (non-biologis), seperti serangan komet, degradasi debu antarplanet oleh sinar ultraviolet dan interaksi air dan batuan. Keberadaan gas metana dapat dihancurkan oleh reaksi fotokimia di atmosfer atau diserap oleh permukaan Mars.

Para ilmuwan percaya bahwa metana di Mars "tenggelam" mengikuti siklus tertentu. Gas yang gampang terbakar ini hilang dari atmosfer Mars setiap beberapa ratus tahun. Itu berarti keberadaan metana di Planet Merah, jika memang kelak ditemukan, kemungkinan dihasilkan baru-baru ini. "Kita nantikan saja. Kisah metana baru saja dimulai," ujar Atreya.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Baca juga:
Manusia Mana yang Tak Kawin dengan Neanderthal?

Trik Memecah Botol Misterius Terungkap

NASA: Tanah Mars Mirip di Hawaii

Robot UGM Juara di Korea

Nasib Forstall di Apple, Sinofsky di Microsoft

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya