TEMPO.CO, Jakarta - Tokek bisa berlari cepat sampai ke dinding lalu bergegas memanjat hingga langit-langit atap dan bahkan menggantung terbalik pada kaca. Binatang ini seperti pahlawan super di dunia hewan, laiknya tokoh rekaan Spiderman.
Namun, rahasia menakjubkan si tokek yang mampu memanjat tersebut sebagian telah terungkap. Baru-baru ini para ilmuwan telah membedah satu dari sekian banyak misteri tokek.
Bagian bawah kaki tokek terlihat seperti tapak ban yang ditutupi jutaan rambut mikroskopis. Tiap-tiap rambut terbagi menjadi ratusan ujung, sekitar 200 miliar dalam tiap meter lebar.
Perlekatan ini ternyata menjadi gaya antarmolekuler yang relatif lemah ketika mereka menarik bahan bersama-sama setiap saat. Itulah mengapa tokek dapat mendukung berat badan sendiri hanya pada satu jari. Bahkan sehelai rambut tokek dapat mengangkat seekor semut. Sementara untuk melepas lekatan ini, tokek akan menarik kakinya jauh di sudut yang berbeda.
"Apa yang kita bicarakan adalah tentang perlekatan seperti sebuah selotip, bukan lem dahsyat," ujar Profesor Kellar Autumn dari Lewis & Clark College di Oregon, yang menjadi tertarik dengan perlekatan tokek setelah didanai untuk mengembangkan robot mendaki oleh militer AS. Menurutnya, pelekatan ini dikontrol dan pengendaliannya berdasarkan pada geometri dan fisika, bukan kimia.
Upaya untuk mengungkap mekanisme di balik kemampuan memanjat tokek ini telah menghasilkan bahan sintetis yang menempel dengan cara yang sama. Sebuah pita perekat yang menempel dan mengelupas beberapa kali, lalu dengan cepat kehilangan sifat lengketnya.
Namun, satu pertanyaan yang selalu menggelitik, mungkinkah teknik ini diterapkan dalam skala manusia seperti Spiderman itu? Tahun 2007 lalu, seorang fisikawan Nicola Pugno dari Italia mencermati orang yang memakai sarung tangan dan sepatu bot yang terbuat dari nanotube karbon. Strukturnya meniru kaki tokek yang memang bisa melekat dengan aman ke dinding atau langit-langit. Hanya saja keakusan dan kecenderungan partikel kotoran yang menghambat daya lengket perlu diperhitungkan.
BBC | ISMI WAHID
Berita Terpopuler
Galaxy S III Kembali Pecundangi iPhone 4S
Google Rayakan Ulang Tahun Penulis Drakula
Mengintip Penampilan TV Berbandrol Rp 200 Juta
Trump Meracau di Twitter Lagi
Mengapa NASA Getol Memburu Gas Metana di Mars?
Pasokan iPhone 5 Terancam
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya