TEMPO.CO, Tokyo -- Di Jepang, Masayoshi Son dikenal sebagai miliarder Internet yang eksentrik. Sedangkan di Amerika Serikat, dia sebentar lagi bakal dikenal sebagai penguasa telekomunikasi yang cekak modal, tapi berniat melawan dua raksasa, yaitu AT&T dan Verizon Wireless.
"Ini seperti anak orang miskin berkelahi dengan anak orang kaya," kata Son kepada Wall Street Journal baru-baru ini. "Terkadang, anak orang miskin punya nyali lebih besar."
Pada pertengahan bulan lalu, Softbank, yang berbasis di Tokyo dan dimiliki sebagian sahamnya oleh Son, mengumumkan rencana mengakuisisi 70 persen saham Sprint Nextel, perusahaan telekomunikasi ketiga terbesar di Amerika Serikat, dengan harga US$ 20 miliar (sekitar Rp 190 triliun).
Menurut Son, yang juga menjabat sebagai chief executive officer Softbank, Verizon dan AT&T menguasai dua pertiga dari total konsumen industri nirkabel. Kedua perusahaan ini juga menikmati laba besar dengan total konsumen 160 juta orang. Sebaliknya, Sprint, yang hanya memiliki 32 juta konsumen, justru merugi pada tahun lalu.
Dia berencana mengambil alih pasar di Amerika Serikat dengan berinvestasi miliaran dolar Amerika dan menjual layanan dengan harga supermiring. Cara ini telah diterapkannya di Jepang.
Lelaki berusia 55 tahun dan bertubuh pendek ini dikenal berani mengambil risiko. Dia memiliki 20,9 persen saham di Softbank, juga saham di Yahoo Jepang. Dia juga berhasil menguasai sebagian saham di perusahaan e-commerce Alibaba Cina.
Sebagai pengusaha, rekam jejaknya dikenal tega terhadap rekan kerja. Forrest Mozer, seorang profesor di Berkeley yang membuat peranti translasi audio, punya kesan miring terhadap Son.
Prototipe alat yang dibuatnya pernah dilisensikan Son kepada perusahaan Jepang, Sharp Electronics. "Tapi dia tidak membayar apa pun kepada saya," kata Mozer. Soal ini, juru bicara Softbank mengatakan, ada pembayaran, tapi tidak bisa disebutkan jumlahnya.
WALL STREET JOURNAL | BUDI RIZA
BErita lain:
Suhu Bumi Naik 4 Derajat, Ilmuwan Kumpul di Doha
Market Place, Si Pengganti FJB Kaskus
Asik, di Taman Langsat Bisa Ngenet Gratis
Mengapa Emisi Karbon Dunia Harus Ditekan?
Wawancara Nukman Luthfie: Pudarnya Pamor Blog
Berita terkait
Psikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak
9 hari lalu
Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.
Baca SelengkapnyaGoogle Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya
15 hari lalu
Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.
Baca Selengkapnya10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist
16 hari lalu
Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.
Baca SelengkapnyaPihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi
16 hari lalu
Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?
Baca SelengkapnyaPANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet
28 hari lalu
PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.
Baca SelengkapnyaKenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial
32 hari lalu
Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital
33 hari lalu
Jika tidak segera beradaptasi dengan AI, generasi muda akan kesulitan masuk dunia kerja di masa depan
Baca SelengkapnyaWorkshop Kolaborasi Politeknik Tempo & Shopee, Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech
36 hari lalu
Workshop Politeknik Tempo Jakarta, Shopee, dan Mandiri Sekuritas bertajuk "Digital Enterpreneur: Dulu Gaptek, Sekarang Hi-Tech".
Baca SelengkapnyaJokowi Instruksikan Seluruh Kementerian Terintegrasi dengan INA Digital per Mei 2024
39 hari lalu
Presiden Jokowi meminta layanan yang mengintegrasikan administrasi kependudukan, pendidikan, kesehatan, kepolisian, bantuan sosial, dan keimigrasian - segera selesai.
Baca SelengkapnyaKominfo dan Microsoft Indonesia Kerja Sama untuk Tingkatkan Transformasi Digital
49 hari lalu
Kementerian Kominfo dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk transformasi digital.
Baca Selengkapnya