Spesies Baru Kukang Ditemukan di Kalimantan

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 17 Desember 2012 03:18 WIB

Kukang Nycticebus Kayan (Sumber: WildBorneo.com.my)

TEMPO.CO, Jakarta - Spesies primata baru ditemukan para ilmuwan di Kalimantan. Primata nokturnal yang ditemukan ini adalah sejenis kukang, hewan kecil yang lebih dekat kekerabatannya dengan lemur dibandingkan monyet. Rincian penemuan ini dipublikasikan dalam American Journal of Primatology.

Spesies baru kukang bernama Nycticebus Kayan ini belum diakui hingga saat ini. Sebagian baru diketahui dari gaya hidup nokturnalnya saja. Hewan yang aktif pada malam hari kurang mengandalkan kemampuan visual sehingga satu sama lain akan terlihat mirip. Oleh sebab itulah, para ilmuwan sangat sulit menemukan perbedaan antara spesies baru tersebut.

Tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Profesor Anna Nekaris dari Universitas Oxford Brookes, Inggris dan Munds Rachel dari Universitas Missouri, Columbia mensurvei kukang yang hidup di hutan Kalimantan dan Filipina. Mereka fokus mempelajari tanda wajah primata ini. Tanda yang dimaksud adalah penampilan wajahnya yang seperti memakai topeng dengan mata yang ditutupi bercak- bercak hitam yang berbeda dan pola kepala yang berbeda pula.

Penelitian ini mengungkapkan ada 4 jenis kukang di Filipina dan Kalimantan. Awalnya hanya dianggap satu spesies saja yaitu N. Menagensis. Dua spesies baru: N. Bancanus dan N. Borneanus, sebelumnya dianggap subspesies dari N. Menagensis. Sementara N. Kayan adalah spesies baru penemuan itu. "Di Kalimantan khususnya, tiga kukang baru akan ditambahkan pada daftar spesies terancam di IUCN," kata Prof. Nekaris.

Mereka adalah primata dengan racun pada gigitannya. Racun tersebut berasal dari kelenjar di siku mereka. Kukang menjilati racun ini dan mencampurnya dengan air liur. Mereka kemudian menggunakannya ketika menggigit lawan. Atau mereka juga menggunakannya untuk melapisi bulu keturunan mereka. Bisa jadi ini adalah cara untuk mencegah predator menyerang anak-anak mereka. Toksin ini cukup kuat dan berpotensi menyebabkan shok anaphylactic pada manusia.

Namun penampilan mereka yang lucu ini seringkali dijadikan target perdagangan hewan liar. Ia ditangkap lalu taring giginya serta gigi serinya ditarik keluar sebelum hewan imut ini diperdagangkan. Cara ini sangat merugikan mereka karena bisa menyebabkan kematian. Bayangkan saja, primata ompong yang tidak dapat makan dengan baik. (Baca juga berita teknologi terpopuler)

BBC | ISMI WAHID

Berita lainnya:
Konser Guns N' Roses Ditunda karena Takut Petir
Tiga Kiamat di 2012

Anas Sebut Pemecatan Ruhut Isu Tak Penting

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya