Beras Tiruan Dibagikan ke Warga Miskin di Jember

Reporter

Kamis, 27 Desember 2012 14:38 WIB

TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jember - Sebanyak 490 warga miskin di Kecamatan Jelbuk dan Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember, Jawa Timur menerima bantuan beras tiruan. Pembagian beras tiruan yang dinamai “beras cerdas” itu dilakukan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Jawa Timur dan Universitas Jember.

"Beras cerdas buatan ahli dari Universitas Jember ini kami proyeksikan pengganti beras untuk warga miskin (Raskin)," kata Priyanto, Kepala Bidang Peanekaragaman BKP Jawa Timur, Kamis, 27 Desember 2012.

Dia menambahkan, saat ini Badan Ketahanan Pangan Pusat (Kementerian Pertanian) dan BKP Jawa Timur telah mendirikan empat pabrik beras tiruan di Kabupaten Jember, Ponorogo, dan Blitar. Keempat pabrik itu memiliki kapasitas produksi hingga 2 ton per hari. "Kami ingin beras cerdas meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan, sekaligus mendidik konsumsi makanan pokok non-beras," kata Priyanto.

Penemu "beras cerdas", Prof Dr Achmad Subagio, mengatakan, kerja sama dengan DKP Jawa Timur itu sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Apalagi, Indonesia kaya akan potensi pangan alternatif pengganti beras, seperti ubi kayu atau singkong, sagu, ubi jalar, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan jagung. "Kami berharap usaha dan kerja sama ini mendapat dukungan luas agar Indonesia bebas dari ketergantungan impor di bidang pangan," katanya.

Pada 2011, Subagio berhasil menciptakan beras tiruan dari tepung singkong atau yang disebut sebagai modified cassava flour (Mocaf). Doktor lulusan Osaka Prefecture University Jepang itu mengungkapkan beras tiruan buatannya itu memiliki "lima kecerdasan".

Pertama, cerdas dalam bahan baku. Beras tiruan itu dibikin dari tepung lokal, berbahan lokal, yakni Mocaf dan bahan alami lain yang bisa diperoleh atau ada di daerah di Indonesia, seperti sayuran.

Kedua, cerdas dalam proses pembuatan. "Saya jamin, seperti halnya Mocaf, teknologi pembuatannya, simpel, bisa diproduksi massal oleh industri besar dan kecil seperti usaha kecil dan menengah," katanya.

Ketiga, cerdas dalam cara memasaknya dan mempersiapkan. Artinya, produk itu bisa dimasak secara sederhana, seperti memasak beras atau mi instan yang cukup menggunakan rice cooker atau panci masak.

Keempat, beras itu juga cerdas dalam pemanfaatan kesehatan. Dan kelima, cerdas untuk tujuan pembangunan nutrisi, eknomi, dan kesejahteraan rakyat.

Soal kandungan dan prosesnya, Subagio kembali meyakinkan bahwa semuanya terjamin higienis, organik alias alami. Karenanya, dia berani menyatakan bahwa beras cerdas itu memiliki kandungan gizi lebih daripada beras. Selain kandungan karbohidrat dari tepung Mocaf, juga beras, ditambah bahan-bahan alami lain yang mengandung protein, antioksidan, vitamin, dan mineral. "Jelas begitu. Apalagi, 25 sampai 30 persen beras cerdas ini bahannya juga dari beras padi," katanya.

MAHBUB DJUNAIDY

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

4 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

15 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

19 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

22 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

26 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

27 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

30 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

32 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

38 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

39 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya