Bom Penyebab Tsunami Ternyata Bukan Mitos

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Kamis, 3 Januari 2013 22:17 WIB

Gelombang tsunami menghantam pemukiman usai gempa kuat di Natori, Miyagi Prefektur, Jepang, Jum'at (11/3). Gempa bumi terbesar dalam sejarah Jepang menghantam pantai timur Jumat. AP/ Kyodo News

TEMPO.CO, Wellington - Bom raksasa yang mampu menciptakan efek serupa tsunami ternyata bukan bualan. Seorang penulis Selandia Baru telah menemukan kembali bukti tes rahasia yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Selandia Baru selama Perang Dunia II, yang disebut ebagai "bom tsunami". Bom ini mampu membuat banjir akbar di kota-kota pesisir di negara-negara musuh Sekutu layaknya tsunami.

Ray Waru menemukan materi sementara saat menggali data di dokumen militer tua untuk buku barunya, Secrets and Treasures. Rincian beberapa artefak sejarah tersedia di Arsip Nasional Selandia Baru di Wellington.

"Itu benar-benar menakjubkan," kata Waru. "Gagasan awalnya adalah mengembangkan senjata pemusnah massal berupa efek serupa tsunami ... dan Selandia Baru tampaknya telah berhasil mengembangkan ke tingkat yang sangat mungkin untuk diaplikasikan."

Dijuluki "Project Seal", proyek ini merupakan upaya bersama oleh Amerika Serikat dan Selandia Baru untuk mengembangkan sebuah perangkat yang bisa menyaingi kekuatan destruktif dari bom atom. Menurut Telegraph, 3.700 bom diledakkan selama pengujian yang berlangsung antara 1944 dan 1945 di lepas pantai New Caledonia dan Auckland.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkaian dari 10 ledakan di bawah laut bisa menciptakan tsunami setinggi 33 kaki atau sekitar 10 meter. "Mungkin jika bom atom tidak bekerja, mereka akan membuat tsunami akbar di Jepang," kata Waru pada The Telegraph.

Profesor Thomas Leech dari Auckland University melakukan kontak yang intens dengan para pejabat militer AS. Dialah yang disebut-sebut membantu melakukan percobaan, menurut New Zealand Herald.

Ide bom tsunami datang lebih awal dari 1944, menurut media ini. Leech dikirim ke Bikini Atoll untuk menonton tes bom atom pada tahap awal. Neil Kirton, seorang mantan rekan Leech, mengatakan, "Dalam beberapa kondisi saya pikir itu bisa menghancurkan."

HUFFINGTON POST | TRIP B

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya