Sel Sabit Mampu Membunuh Kanker  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Sabtu, 12 Januari 2013 12:48 WIB

Ilustrasi Sel Darah Merah. Topnews.in

TEMPO.CO, Jakarta - Sel darah merah yang cacat ternyata dapat digunakan sebagai alat untuk membunuh sel-sel kanker pada tikus. Sel darah merah yang cacat ini berbentuk sabit. Sel ini dapat tetap bersama-sama dalam pembuluh darah di sekitar tumor pada tikus dan memblokir darah yang mengalir ke kanker.

Sebuah penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE mengungkapkan fenomena ini. Peneliti yang terlibat mengatakan bahwa sel-sel darah merah yang berbentuk tidak teratur juga dapat menyimpan residu beracun pada tumor yang kemudian dapat menyebabkan kematian sel kanker.

Penelitian ini berfokus pada wilayah miskin oksigen pada tumor yang telah terbukti sulit diobati pada manusia. Para peneliti Amerika Serikat dari Universitas Duke dan Jenomic, sebuah perusahaan riset swasta, memberikan solusi sel sabit fluoresen untuk tikus yang terkena kanker, dan menyaksikan apa yang terjadi pada sistem tubuh mereka.

"Dalam waktu 5 menit, sel cacat mulai menempel seperti Velcro (red: pengait dari kain) ke pembuluh darah yang dekat dengan wilayah yang kekurangan oksigen di bagian tumor," kata Prof Mark Dewhirst, pemimpin penulis studi dari Universitas Duke.

Setelah 30 menit, sel-sel itu membentuk gumpalan dan mulai memblokir pembuluh darah kecil yang memberi makan tumor. "Kami menemukan bahwa sel-sel sabit menunjukkan atraksi alam yang sangat unik untuk tumor yang kekurangan oksigen," kata Dr David Terman, rekan penulis studi dan kepala genetika molekuler di Jenomic. Menurut dia, setelah berkerumun dalam tumor, sel-sel sabit mendeposit resido beracun yang menyebabkan kematian sel tumor.

Sel sabit biasanya hadir pada manusia yang mewarisi kondisi genetik, yang dikenal sebagai anemia sel sabit. Bentuk sel yang mirip cakram ini dapat mengumpul dan memblokir pasokan darah. Pemblokiran ini sering menyebabkan sakit parah di wilayah yang terkena dampak. Dan kadang bisa menyebabkan aliran darah di daerah tersebut berhenti.

"Sel sabit bisa berbahaya bagi orang-orang yang mengalami kelainan genetik, tetapi dapat berbalik melawan tumor untuk membunuh kanker," ujar Terman. Ini merupakan taktik baru yang menarik untuk menghancurkan tumor yang resisten terhadap pengobatan standar. Namun, saat ini penelitian itu masih diuji coba pada tikus.

BBC | ISMI WAHID

Berita terkait

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.

Baca Selengkapnya

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.

Baca Selengkapnya

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .

Baca Selengkapnya