TEMPO.CO, California - Pimpinan Eksekutif Google, Eric Schmidt, menyebut peretas Cina sebagai yang paling canggih dan produktif menyasar perusahaan asing. Pernyataan itu dikutip dari bocoran naskah untuk buku terbarunya, The New Digital Age, yang akan diterbitkan April mendatang.
"Perbedaan antara perusahaan Amerika dan Cina dan taktik mereka akan meletakkan baik pemerintah maupun perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat pada kerugian yang berbeda," tulis Schmidt, seperti dikutip Wall Street Journal. Ia berpendapat bahwa kejahatan cyber yang didukung negara untuk keuntungan ekonomi dan politik itu menjadi ancaman global.
Schmidt menulis buku itu bersama Jared Cohen, seorang mantan penasehat pemerintah AS. Buku terbaru itu akan diterbitkan oleh Random House.
Amerika Serikat, katanya, tidak akan mengambil jalan yang sama dalam spionase korporasi digital, karena hukum di negeri itu jauh lebih ketat. "Ini bertentangan dengan aturan tentang fair play," katanya. Hal sebaliknya terjadi di Cina.
Namun, dalam buku ini mereka mengakui bahwa AS juga untuk beberapa kasus melakukan hal yang sama seperti Cina. Keduanya menyoroti peran negara dalam penyebaran virus Stuxnet, yang sengaja dilakukan pada tahun 2010. Virus ini awalnya dibuat oleh pemerintah AS dan Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
AP | TRIP B
Berita terkait
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada
25 hari lalu
Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada
Baca SelengkapnyaWaspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya
26 hari lalu
Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?
Baca SelengkapnyaBRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan
26 hari lalu
Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.
Baca SelengkapnyaSpesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman
30 hari lalu
Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.
Baca SelengkapnyaPenularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan
31 hari lalu
Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.
Baca SelengkapnyaKetahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah
33 hari lalu
Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.
Baca SelengkapnyaFakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit
34 hari lalu
Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.
Baca SelengkapnyaKenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya
34 hari lalu
Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.
Baca SelengkapnyaWaspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri
36 hari lalu
Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.
Baca SelengkapnyaLeptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?
38 hari lalu
Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?
Baca Selengkapnya