TEMPO.CO, Coatesville - Kim Dotcom, lelaki berusia 39 tahun dari Jerman, berkicau lewat akun Twitter-nya. “Saat ini, ada 50 juta file yang tersimpan di server situs Mega dan hanya 0,001 persen yang dihapus karena melanggar hak cipta,” kata dia lewat akun @kimdotcom. "Di Google, ada 450 ribu file yang harus dihapus tiap hari. Di situs kami hanya 50 file."
Sejak situs Mega diluncurkan sekitar 10 hari lalu, lelaki yang bernama asli Kim Schmitz ini rajin melontarkan berbagai pernyataan yang menonjolkan kehebatan situs besutannya itu. Selain soal minimnya pelanggaran hak cipta, dia membanggakan besarnya kapasitas penyimpanan gratis yang tersedia di situs Mega, yaitu 50 gigabita. Sedangkan layanan lain hanya menyediakan kapasitas memori 5 gigabita.
Kim juga menjanjikan layanannya bebas dari penyadapan, berbeda dengan layanan penyimpanan file di Amerika Serikat, yang ditudingnya kerap diakses para penegak hukum di sana. Ia juga menjanjikan bakal menggugat pemerintah Selandia Baru dan Amerika Serikat karena telah menyita server milik perusahaannya.
Kementerian Kehakiman Amerika dan dan Interpol dari Selandia Baru memang menggerebek rumah Kim, yang terletak di Kota Coatesville, sekitar 30 kilometer di sebelah barat laut Ibu Kota Auckland, Selandia Baru, pada Januari 2012.
Kim, yang ditangkap di dalam sebuah ruangan rahasia, diduga menyediakan layanan penyimpanan file yang banyak digunakan pelanggannya untuk menyimpan file yang memiliki hak cipta, seperti lagu dan film, lalu membagikannya secara gratis.
Akibat ulahnya, industri perfilman di Amerika ditengarai merugi hingga US$ 500 juta (sekitar Rp 4,8 triliun). Kim, yang tinggal di rumah mewah senilai US$ 24 juta (sekitar RP 230 miliar), juga diduga mengantongi laba ilegal dari kegiatan itu sebesar US$ 175 juta (sekitar Rp 1,7 triliun).
Toh, Kim berkukuh jika selama ini dia selalu menghapus semua file film atau lagu yang melanggar hak cipta seperti yang diminta perusahaan film dan lagu. Soal peluncuran kembali situs ini, perwakilan Motion Pictures Association of America masih menyikapinya dengan normatif. “Kami akan menilainya setelah mengamati lebih dekat,” kata asosiasi itu dalam pernyataan tertulisnya.
TWITTER | BUDI RIZA
Terpopuler:
Begini Cara Hujan Jakarta Dipindah ke Laut
Penyu Sisik Ternyata Monogami
Siswa 15 Tahun Temukan Tes Deteksi Kanker Pankreas
Mengapa Manusia Menangis?
Mengapa Burung Hantu Dapat Memutar Kepala?
Merpati Pos Temukan Jalan Pulang Melalui Suara
Berita terkait
Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini
10 hari lalu
Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.
Baca SelengkapnyaSeputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini
11 hari lalu
Jokowi mengharapkan pembukaan Indonesia Digital Test House (IDTH) di BBPPT dapat memperkuat ekosistem digital lokal. Berikut hal-hal seputar IDTH.
Baca SelengkapnyaBegini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp
12 hari lalu
Passkey memungkinkan pengguna untuk melindungi akun pengguna WhatsApp agar lebih aman.
Baca SelengkapnyaPsikolog Sebut Perlunya Orang Tua Terapkan Aturan Jelas Penggunaan Ponsel pada Anak
23 hari lalu
Orang tua harus memiliki aturan yang jelas dan konsisten untuk mendisiplinkan penggunaan ponsel dan aplikasi pada anak.
Baca SelengkapnyaGoogle Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya
28 hari lalu
Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.
Baca Selengkapnya10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist
30 hari lalu
Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.
Baca SelengkapnyaPihak-Pihak yang Berkontribusi terhadap Perlindungan Hak Privasi Data Pribadi
30 hari lalu
Di era digital penting untuk melindungi data pribadi sebagai hak privasi. Siapa saja pihak-pihak yang berperan besar melindungi data diri?
Baca SelengkapnyaPANDI Luncurkan Indonesia Berdaulat Digital Bersama Pemangku Kepentingan Internet
42 hari lalu
PANDI tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerja sama dengan instansi pemerintahan terkait.
Baca SelengkapnyaKenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial
46 hari lalu
Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.
Baca SelengkapnyaBamsoet Dorong Generasi Muda Kuasai Teknologi Digital
46 hari lalu
Jika tidak segera beradaptasi dengan AI, generasi muda akan kesulitan masuk dunia kerja di masa depan
Baca Selengkapnya