Orang Utan Mati di Kebun Binatang Punti Kayu  

Reporter

Rabu, 6 Februari 2013 17:09 WIB

Aktivis Centre for Orangutan Protection (COP) berunjukrasa di kawasan Bunderan Air Mancur Hotel Indonesia, Jakarta, Jumat (7/9). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Satu orang utan berjenis kelamin jantan mati di Kebun Binatang Punti Kayu di Palembang, Sumatera Selatan, pekan lalu. Lembaga konservasi orang utan, Centre for Orangutan Protection (COP), mendesak kebun binatang untuk bertanggung jawab atas kematian orang utan berusia sekitar 15 tahun itu.

"Pengelolaan buruk menjadi penyebab satwa mati," kata Daniek Hendarto, koordinator Program Konservasi Ex-Situ COP, dalam siaran persnya, Rabu, 6 Februari 2013.

Virang, nama orang utan nahas tersebut, mati karena sakit. Daniek menduga absennya fasilitas kesehatan di Punti Kayu menyebabkan pengelola tidak mengetahui ada satwa yang sakit. Ditambah kondisi kandang yang buruk, penuh sampah, dan terlalu dekat dengan pengunjung. "Ini menjadi sumber segala penyakit," ujarnya.

Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, COP meminta Kementerian Kehutanan untuk segera menutup Punti Kayu. Mereka juga meminta seluruh satwa yang tinggal di dalamnya segera dievakuasi, antara lain lima beruang madu, satu owa, tiga siamang, dua gajah, dan sekitar 25 jenis satwa liar lainnya.

Daniek menilai pengelola Punti Kayu tidak memiliki kapasitas teknis memadai untuk mengelola satwa liar di luar habitat alaminya. Ini menyebabkan seluruh satwa liar di dalamnya dipelihara dalam kondisi buruk. "Kebun binatang tersebut ilegal, pengelolanya tidak memiliki izin sebagai lembaga konservasi eks-situ," kata dia.

Daniek memimpin tim APE Warrior menjalankan program Sumatra Mission. Tim mengitari Sumatera selama 30 hari untuk menggalang dukungan publik guna memerangi perburuan dan perdagangan satwa liar. Dukungan publik menjadi penting karena sebagian besar satwa liar di kebun binatang merupakan sumbangan dari masyarakat.

Satwa-satwa tersebut, yang merupakan korban perburuan dan perdagangan, akan mati sia-sia di kebun binatang yang buruk seperti Punti Kayu. "Masyarakat dapat menghentikan siklus kejam ini dengan tidak membeli satwa liar," kata Daniek.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Baca juga:
Maharani Buka-bukaan Soal Kasus Sapi

Le Meridien Pastikan Maharani Ditangkap di Kamar

Terima Rp 10 Juta, Maharani: Saya Enggak Munafik

Luthi Hasan Akhirnya Mengaku Kenal Ahmad Fathanah

Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya