Polusi Bikin Ukuran Penis Berang-berang Menyusut

Reporter

Senin, 25 Februari 2013 15:59 WIB

Berang-berang. spirit-animals.com

TEMPO.CO, Cardiff - Tim ilmuwan di Universitas Cardiff, Inggris, telah menemukan sebuah tren yang mengkhawatirkan pada berang-berang. Tingginya polusi perairan menyebabkan organ seksual berang-berang jantan menyusut. Mereka memperingatkan hal serupa bisa saja terjadi pada manusia.

Penelitian yang dilakukan lewat proyek penelitian berang-berang bertajuk Cardiff University Otter Project ini menunjukkan bahwa bahan kimia modern diduga menjadi pemicu terjadinya fenomena mengkhawatirkan yang disebut "organ layu". Organ seksual berang-berang dalam kasus ini menjadi "layu", padahal mamalia air yang sedang diteliti itu dalam kondisi sehat.

Analisis laboratorium menunjukkan terjadinya penurunan ukuran tulang penis (baculum) pada berang-berang jantan. Penurunan ukuran tulang penis pada akhirnya mempengaruhi ukuran organ seksual yang mengecil.

Para ilmuwan mengatakan keberadaan zat kimia pengganggu hormon endokrin, yang dikenal sebagai hormon pengganggu, menjadi penyebab munculnya kelainan tersebut.

"Kami terkejut melihat penurunan berat baculum," kata Elizabeth Chadwick, manajer proyek penelitian berang-berang di Universitas Cardiff, Senin, 25 Februari 2013. "Ini tentu perlu penyelidikan lebih lanjut."

Tim ilmuwan mengkhawatirkan fenomena serupa juga mulai menimpa manusia. Hal ini dilihat dari meningkatnya jumlah anak laki-laki yang lahir dengan testis tidak turun, suatu kelainan organ seksual, dan jumlah sperma rendah. Kelainan kesehatan reproduksi pada manusia diduga kuat juga disebabkan keberadaan hormon pengganggu.

Gwynne Lyons, direktur Chemicals, Health and Environment Monitoring (CHEM) Trust, mengatakan bahwa penelitian ini menunjukkan efek negatif polutan terhadap kesehatan reproduksi individu jantan atau laki-laki. "Jika ingin melindungi satwa liar, kita memerlukan informasi yang baik mengenai kesehatan reproduksi spesies kunci," ia berkomentar.

Pada 1970-an, populasi berang-berang di Inggris menurun drastis. Tingginya kadar polutan di sungai-sungai yang menjadi habitat berang-berang disalahkan atas kejadian itu. Badan Lingkungan Hidup yang sejak 1990 mendanai pemeriksaan post-mortem menemukan bahwa penurunan polutan secara bertahap meningkatkan populasi berang-berang.

Namun, penelitian terbaru yang dirilis CHEM Trust menunjukkan ada hubungan antara bahan kimia hormonal dan gangguan kesehatan reproduksi pada individu jantan berang-berang. Para ahli yang mempelajari kesehatan reproduksi mamalia itu di Inggris dan Wales menemukan terjadinya penurunan berat tulang penis berang-berang.

Eleanor Kean, pakar berang-berang di Jurusan Bisains Universitas Cardiff, mengatakan berang-berang merupakan spesies indikator kesehatan lingkungan perairan tawar yang sangat baik di Inggris. "Polutan organik dilarang sejak 1970-an. Namun, dampak bahan kimia lainnya terhadap satwa liar masih banyak yang belum dipantau," ujarnya.

DAILYMAIL | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita Tekno Terpopuler:

Menangkap Pelangi

Curiosity Sukses Bor Batuan di Planet Mars

Samsung Galaxy S4 Dipastikan Meluncur 14 Maret

Video Youtube Rayakan Ultah Steve Jobs

Chrome 25 Dukung Pengenalan Suara

Berita terkait

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

58 hari lalu

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

8 Maret 2024

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.

Baca Selengkapnya

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

21 Januari 2024

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

20 Juni 2023

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

1 Mei 2023

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

15 April 2023

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.

Baca Selengkapnya

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

9 Januari 2023

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

3 Desember 2022

CISDI Kritik Pasal Pidana soal Alat Kontrasepsi di RKUHP: Beri Dampak Buruk

CISDI menyampaikan kritik atas dua pasal kesehatan di Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP).

Baca Selengkapnya

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

25 Agustus 2022

Berapa Lama Terjadi Kehamilan setelah Bercinta?

Kesehatan umum dan reproduksi juga berperan dalam menentukan apakah kehamilan bisa terjadi dengan cepat atau tidak.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

28 Juni 2022

Pentingnya Persiapan Pasangan sebelum Menikah demi Kesehatan Reproduksi

Persiapan untuk berkeluarga perlu dimulai sejak memasuki usia remaja. Salah satu tujuannya menjaga kesehatan reproduksi kelak.

Baca Selengkapnya