Tiap Tahun, 100 Juta Hiu Dibantai di Seluruh Dunia

Reporter

Senin, 4 Maret 2013 14:38 WIB

guardian.co.uk

TEMPO.CO, Halifax - Penangkapan berlebihan mengancam beberapa spesies hiu ke jurang kepunahan. Penelitian terbaru menunjukkan angka pembunuhan hiu di seluruh belahan dunia mencapai 100 juta ekor per tahun. Satu dari 15 hiu terbunuh oleh kegiatan perikanan.

"Meningkatnya permintaan sirip menyebabkan keselamatan hiu semakin rentan dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Boris Worm, seorang profesor biologi di Dalhousie University, Kanada, Senin, 4 Maret 2013. Worm memimpin penelitian hiu yang diterbitkan dalam jurnal Marine Policy.

Para peneliti, mengacu data kematian hiu dan perkiraan hasil tangkapan ilegal, memperkirakan sekitar 100 juta hiu dibunuh tahun 2000 dan 97 juta hiu dibantai pada 2010. Namun, karena kurang lengkapnya data mengenai tangkapan hiu, mereka mengatakan jumlah sebenarnya dari kematian hiu tahunan mungkin berada di kisaran 63-273 juta ekor.

Hiu ditangkap untuk diambil daging, minyak hati, tulang rawan, dan siripnya. Sirip hiu, yang diperoleh dengan cara dipotong dari hiu yang masih hidup, biasa digunakan dalam sup sirip hiu, masakan kuno nan lezat di Asia Timur.

Worm mengatakan, rendahnya laju reproduksi dan pertumbuhan menyebabkan ancaman kepunahan terhadap hiu semakin tinggi. "Ini mempersulit populasi hiu untuk bangkit kembali setelah banyaknya pembantaian," kata dia.

Kalangan pegiat konservasi menyatakan populasi hiu dunia semakin menipis. Kondisi ini memprihatinkan karena hiu berperan sebagai predator puncak yang memegang kunci keseimbangan ekosistem lautan dunia.

"Penelitian kami terhadap hiu harimau menunjukkan turunnya jumlah predator mempengaruhi rantai makanan dalam ekosistem yang merembet sampai ke tumbuhan laut," kata Mike Heithaus, seorang pakar biologi di sebuah universitas internasional di Florida, Amerika Serikat.

Ratusan delegasi dari 177 negara kemarin berkumpul di Bangkok, Thailand, untuk menghadiri pertemuan Konvensi Perdagangan Internasional atas Spesies Terancam Punah (CITES). Pertemuan itu menyepakati perlunya meningkatkan perlindungan perdagangan terhadap lima spesies hiu, antara lain hiu moncong putih, hiu porbeagle, dan tiga jenis hiu martil. Kelima spesies hiu itu paling sering diburu untuk sirip mereka.

"Seluruh negara harus memanfaatkan kesempatan ini untuk melindungi hiu dari kepunahan," kata Elizabeth Wilson, manajer konservasi hiu global di organisasi lingkungan Pew Charitable Trusts, menanggapi pertemuan CITES.

Kesempatan hiu bertahan hidup juga sangat dipengaruhi oleh pemberitaan. Sebuah penelitian yang dilakukan akhir tahun lalu menemukan mayoritas pemberitaan media massa memuat tentang serangan hiu terhadap manusia. Pada 2012, ada 80 serangan hiu yang dikonfirmasi di seluruh dunia. Akan tetapi, hanya tujuh dari serangan itu yang mematikan. "Pemberitaan ini semakin membuat kondisi hiu terpuruk," demikian menurut International Shark Attack File milik University of Florida.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya