Tornado merupakan sistem cuaca raksasa yang menyimpan energi dalam jumlah besar. Namun sifatnya yang sulit dikendalikan dan diprediksi membuat peneliti berpendapat tak mungkin menambang energi dari tornado.
Meski demikian, pendapat tersebut tidak berlaku bagi Peter Thiel. Bagi dia, energi tornado bisa dikendalikan untuk diubah menjadi listrik. Pandangan yang melawan arus ini ia wujudkan melalui pendanaan riset senilai US$ 300 ribu atau setara Rp 3 miliar kepada perusahaan AVEtec yang berbasis di Kanada.
Dana penelitian dipakai untuk membuat tornado. Pembangkit tornado merupakan bilik bundar yang ditiupkan udara panas sepanjang tepiannya. Hawa panas ini bercampur dengan udara dingin dari luar sehingga membentuk kerucut tornado yang memutar turbin di dasar bilik. Energi gerak turbin kemudian diubah menjadi energi listrik yang bisa dialirkan ke rumah-rumah. "Energi tornado ini sangat nyata," ujar insinyur pemilik AVEtec, Louis Michaud.
Perusahaan teknologi ini sudah merampungkan sebuah purwarupa bilik tornado. Foto yang mereka sebarkan menunjukkan sebuah bilik berdiameter kurang dari 1 meter dengan pusaran angin berwarna hitam di tengahnya.
Perhitungan di atas kertas menunjukkan, bilik tornado ini bisa diperbesar hingga diameter 100 meter. Dari ruangan sebesar lapangan bola ini bisa dihasilkan listrik sebesar 200 megawatt. Energi ini setara dengan satu unit pembangkit listrik yang membakar batu bara.
Menariknya, udara panas yang dipakai untuk menciptakan tornado bisa didapat dari udara buang pada pembangkit listrik yang membakar solar, gas, atau batu bara. Menurut Lawrence Livermore National Laboratory, pembangkit listrik konvensional menyia-nyiakan 68 persen energi selama membangkitkan listrik. Energi yang dibuang inilah yang dipakai untuk menciptakan tornado.
Selain memanfaatkan udara panas yang dibuang pembangkit listrik berbahan bakar fosil, tornado bisa dibuat dari air hangat dan panas matahari.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.