Larangan Perdagangan Beruang Kutub Ditolak  

Reporter

Jumat, 8 Maret 2013 16:24 WIB

scientificamerican.com

TEMPO.CO, Bangkok - Kabar buruk bagi beruang kutub. Sebuah proposal untuk melarang perdagangan internasional beruang kutub dan bagian-bagian tubuhnya ditolak dalam pertemuan utama para pegiat konservasi di Bangkok, Thailand, pada Kamis, 7 Maret 2013.

Proposal tersebut disampaikan oleh Amerika Serikat pada pertemuan Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Terancam Punah (CITES). Jika proposal disetujui, status perlindungan beruang kutub akan ditingkatkan. Akibatnya, seluruh perdagangan komersial beruang kutub bakal dinyatakan ilegal.

Namun, keinginan Amerika berakhir antiklimaks. Pembahasan proposal ditutup dengan pemungutan suara. Sebanyak 38 suara mendukung, 42 menentang, dan 46 abstain.

"Kami sangat kecewa terhadap keanggotaan CITES yang gagal memberikan perlindungan yang lebih besar untuk beruang kutub," kata David J. Hayes, Wakil Sekretaris Department Dalam Negeri Amerika, Jumat, 8 Maret 2013.

Hayes menyatakan departemennya akan terus berupaya untuk mengurangi angka perdagangan beruang kutub. Bahkan, ketika spesies mamalia ikonik Kutub Utara itu juga terancam oleh dampak perubahan iklim.

Proposal Amerika hanya didukung oleh Rusia. Sedangkan Kanada, Greenland, dan Norwegia justru menentang proposal tersebut. Padahal, ketiga negara itu memiliki populasi beruang kutub di wilayah mereka. Mereka beralasan larangan perdagangan beruang kutub akan mengancam mata pencaharian penduduk.

Dan Ashe, Kepala Delegasi Amerika di CITES, mengatakan harga tinggi untuk seekor beruang kutub telah mendorong peningkatan perburuan terhadap satwa berambut putih tersebut. "Ini menambah ancaman terhadap beruang kutub, selain hilangnya habitat," ujarnya.

Menurut Departeman Perikanan dan Perlindungan Satwa Liar Amerika, seekor beruang kutub dibanderol seharga US$ 2.000-5.000, tapi kadang-kadang bisa mencapai US$ 12.000. Lembaga ini memperkirakan sekitar 3.200 bagian tubuh beruang kutub--termasuk kulit, cakar, dan gigi--diekspor ke banyak negara.

Para pegiat konservasi memperkirakan beruang kutub di alam liar hanya tersisa 20-25 ribu ekor. Populasinya terus terancam oleh penurunan es laut Kutub Utara, pengembangan eksplorasi minyak, dan polutan. Pada Mei 2008, Amerika Serikat mengelompokkan beruang kutub sebagai spesies terancam punah di bawah Undang-Undang Perlindungan Satwa. Sedangkan di Kanada dan Rusia beruang kutub terdaftar sebagai spesies yang mendapat perhatian khusus.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terpopuler lainnya:

Ini Kronologi Penyerangan TNI AD ke Mapolres OKU

Setelah 2014, SBY Mau Buka Warung Nasi Goreng

Rhoma Irama Tolak Permintaan Josh Stone
Laga Gresik vs Arema Ricuh, Tiga Orang Tewas
Benarkah MUI Tak Terima Keuntungan Golden Trader?

Begini Detasemen Khusus 88 Antiteror Dibentuk

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya