TEMPO.CO, Valencia -- Suku Maya kuno menggunakan cat biru terang dan bersifat tahan lama untuk menutupi dinding istana, naskah kuno, gerabah, dan bahkan mayat korban manusia yang dilemparkan ke sumur suci untuk tumbal. Kini, sekelompok ahli kimia mengklaim telah menemukan resep pewarna biru tersebut.
Para ilmuwan telah lama mengetahui dua bahan utama dari pigmen biru itu. Warna indigo ditemukan dari pewarna tanaman yang digunakan saat ini sebagai warna denim. Pewarna kedua adalah palygorskite, yaitu jenis tanah liat. Akan tetapi, bagaimana suku Maya meramu cat biru tersebut kini masih menjadi misteri.
Peneliti Spanyol melaporkan bahwa mereka menemukan jejak lain dalam pigmen biru itu. "Kami mendeteksi pigmen kedua dalam sampel, yaitu dehydroindigo. Ini terbentuk melalui oksidasi indigo ketika terkena paparan panas yang diperlukan untuk meramu warna biru itu," kata Antonio Domenech, seorang peneliti dari University of Valencia.
Menurut Domenech, indigo berwarna biru dan dehydroindigo yang berwarna kuning bercampur. Percampuran kedua pigmen dalam proporsi variabel akan menciptakan kesan kehijauan dari warna biru Maya ini. Ada kemungkinan bahwa suku Maya tahu bagaimana mendapatkan rona warna yang diinginkan dengan memvariasi suhu pada saat meramu warna.
Pada tahun 2008, peneliti Amerika menyatakan bahwa kopal resin yang sering digunakan untuk dupa mungkin menjadi bahan rahasia ketiga untuk pigmen biru Maya tersebut. Penelitian ini didasarkan pada studi mangkuk yang memiliki jejak pigmen dan digunakan untuk membakar dupa. "Mangkuk berisi pigmen biru dicampur dengan kopal dupa. Kesimpulan sederhananya adalah bahwa pigmen ini hanya disiapkan oleh pemanasan dupa," kata Domenech.
Para peneliti Spanyol mengatakan mereka kini menyelidiki ikatan kimia yang mengikat komponen organik cat (indigo) dan komponen anorganik (tanah liat) yang merupakan kunci tahan lama sifat pigmen biru ini. Penelitian ini secara rinci dipublikasikan dalam jurnal Microporous and Mesoporous Materials.
Di antara banyak penemuan yang luar biasa, salah satu yang menarik adalah ditemukannya penemuan lapisan lumpur biru setebal 4 meter. Tumpukan pigmen ini ditemukan di bagian bawah lubang pembuangan yang terbentuk secara alami yang disebut Cenote Suci di situs Chichn Itz Maya, Yucatn Peninsula Meksiko. Ketika Cenote Suci ini pertama kali dikeruk pada tahun 1904, sempat membingungkan peneliti. Beberapa ilmuwan percaya bahwa lapisan lumpur biru itu mungkin tersisa dari pigmen biru yang dibasuhkan ke mayat manusia yang dilemparkan ke dalam sumur sebagai bagian dari pengorbanan ritual Maya.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Topik Terhangat:
EDISI KHUSUS Guru Spiritual Selebritas || Serangan Penjara Sleman || Harta Djoko Susilo|| Nasib Anas
Baca juga:
Solo, Tuan Rumah Pertemuan ASEAN Blogger
Telkom Target Pasang Satu Juta WiFi
Ancaman Lingkungan dari PLTU Batubara Batang
Kompetisi Developer Nokia Berhadiah Miliaran
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya