Bagaimana Cangkang Kura-kura Terbentuk?

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 5 Juni 2013 04:04 WIB

Fosil cangkang Kura-kura yang ditemukan di Polandia . dailymail.co.uk

TEMPO.CO , Connecticut:Bagaimana cangkang kura-kura tumbuh dan berkembang. Ini adalah pertanyaan yang masih saja membingungkan para ilmuwan selama bertahun-tahun. Namun, penelitian baru-baru ini telah mengungkap bagaimana cangkang yang keras itu bisa terbentuk.

Para ilmuwan menemukan kerangka fosil reptil kuno yang telah punah di Afrika Selatan. Fosil yang diperkirakan berumur 260 juta tahun yang lalu ini adalah nenek moyang kura-kura modern, Eunotosaurus.

Eunotosaurus pernah ditemukan lebih dari satu abad yang lalu. Tetapi penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Current Biology sekarang ini telah menganalisa perbedaan untuk fosil kura-kura lainnya yang pernah ditemukan.

Cangkang kura-kura terdiri atas 50 tulang dengan tulang rusuk, tulang bahu dan tulang belakang yang menyatu bersama-sama untuk membentuk cangkang eksternal yang keras. Lalu bagaimana cangkang tersebut dapat terbentuk. Ilmuwan dapat mendekatinya dari pengamatan embrio kura-kura yang berkembang.

"Cangkang kura-kura adalah struktur yang kompleks. Awal transformasi mereka dimulai lebih dari 260 juta tahun yang lalu pada periode Permian," kata penulis utama, Dr Tyler Lyson dari Smithsonian Institution and Yale University. Cangkang berevolusi selama jutaan tahun dan secara bertahap dimodifikasi menjadi bentuk seperti saat ini.

Fosil kura-kura berumur 210 juta tahun memiliki cangkang lengkap yang mirip dengan kura-kura modern saat ini. Tetapi sebuah fosil yang ditemukan di Cina berumur 10 juta tahun yang lalu bernama Odontochelys semitestac memiliki cangkang tak lengkap yang disebut karapas. Kini, fosil ini telah membantu Dr Lyson dan rekan untuk membandingkan penyu modern dengan leluhurnya, Eunotasaurus.

Seperti kura-kura saat ini, Eunotasaurus memiliki sembilan pasang tulang rusuk berbentuk T. Namun, makhluk kuno ini tak memiliki duri pada tulang belakangnya. Sementara Odontochelys dan kura-kura modern memilikinya. Eunotosaurus juga tak memiliki otot-otot interkostal yang merupakan kelompok otot diantara tulang rusuk dan juga tak memiliki sisik tulang.

"Eunotosaurus adalah fosil transisi yang menjembatani kesenjangan antara morfologi kura-kura dan reptil lainnya," kata Dr Lyson. Menurutnya, bukti antara fosil dan data menunjukkan bahwa tulang rusuk yang meluas, saraf duri yang berada di tulang belakang meluas dan akhirnya sisik tulang di luar cangkang akan terbentuk. Ini semua dijahit bersama untuk membentuk cangkang kura-kura seperti saat ini.

Salah satu konsekuensi langsung pembentukan cangkang pelindung dengan memperluas tulang rusuk adalah bahwa kura-kura tidak dapat menggunakan rusuk mereka untuk bernapas. Sebaliknya, kura-kura telah membangun selempang otot perut yang unik untuk membungkus paru-paru dan organ lainnya guna membantu bernafas.

BBC | ISMI WAHID
Topik terhangat:
Penembakan Tito Kei
| Tarif Baru KRL | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah

Berita lainnya:
9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan
3 Menteri Terbaik Ini Bukan dari Parpol

Pendukung Award untuk SBY Mengaku Dibayar US$ 100


Berita terkait

Papua Dorong Penetapan Kawasan Ekosistem Penting untuk Lindungi Flora dan Fauna

22 Mei 2022

Papua Dorong Penetapan Kawasan Ekosistem Penting untuk Lindungi Flora dan Fauna

Kawasan ekosistem penting tersebut akan dikelola oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat adat setempat.

Baca Selengkapnya

Beberapa Fauna Unik dari Hutan dan Sungai Amazon

9 Maret 2022

Beberapa Fauna Unik dari Hutan dan Sungai Amazon

Trenggiling raksaan terancam punah. Tapi lembah Sungai Amazon yang luas, berawa, dan tak dapat ditembus, memberi populasi mereka tempat untuk tinggal.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tarsius, Primata Terkecil di Dunia Asal Sulawesi

25 Agustus 2021

Mengenal Tarsius, Primata Terkecil di Dunia Asal Sulawesi

Tarsius, primata terkecil di dunia ini merupakan endemik Sulawesi ini, bisa melompat cukup jauh dan sangat romantis terhadap pasangannya.

Baca Selengkapnya

Biodiversity Warriors Data Keanekaragaman Hayati di Taman Menteng

23 Mei 2018

Biodiversity Warriors Data Keanekaragaman Hayati di Taman Menteng

Memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, Biodiversity Warriors dari Yayasan KEHATI menggelar pendataan keanekaragaman hayati di Taman Menteng.

Baca Selengkapnya

Wow, Macan Tutul Kalimantan Tertangkap Kamera di Suaka Malaysia

12 November 2017

Wow, Macan Tutul Kalimantan Tertangkap Kamera di Suaka Malaysia

Macan tutul Kalimantan dan dua anaknya tertangkap kamera saat menembus hutan lindung Malaysia, pekan lalu

Baca Selengkapnya

40 Jalak Kebo akan Dilepasliarkan dari Kebun Binatang Bandung

9 November 2017

40 Jalak Kebo akan Dilepasliarkan dari Kebun Binatang Bandung

Kebun binatang Bandung akan melepasliarkan 40 burung jalak kebo yang merupakan hasil breeding di kebun binatang tersebut.

Baca Selengkapnya

Ups, Seekor Macan Kumbang Tertangkap Kamera di Nusa Kambangan

6 November 2017

Ups, Seekor Macan Kumbang Tertangkap Kamera di Nusa Kambangan

Seekor macan kumbang tertangkap kamera seorang pekerja di Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

17 Burung Maleo Dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Bakiriang

7 Agustus 2017

17 Burung Maleo Dilepasliarkan di Suaka Margasatwa Bakiriang

Tujuh belas burung maleo (Macrocephalon maleo), satwa langka endemik Sulawesi Tengah, hasil penangkaran PT Donggi Senoro LNG dilepasliarkan ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Kelelawar Kembar Siam Ditemukan di Brasil

1 Agustus 2017

Kelelawar Kembar Siam Ditemukan di Brasil

Hanya dua pasangan kelelawar kembar siam lainnya yang telah dilaporkan dalam literatur ilmiah, satu pada tahun 1969 dan satu lagi di tahun 2015.

Baca Selengkapnya

Seekor Buaya Nyelonong di Sungai Tempat Anak Bermain di Kotabaru

12 Juli 2017

Seekor Buaya Nyelonong di Sungai Tempat Anak Bermain di Kotabaru

Warga Baharu Selatan, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, digegerkan penemuan buaya di tempat bermain

Baca Selengkapnya