TEMPO.CO, Boston - Microsoft Corp, FBI, dan 80 otoritas keuangan di 80 negara melakukan serangan terhadap jaringan Citadel Botnets, yang ditengarai berhasil mencuri sekitar US$ 500 juta dari berbagai akun bank selama 18 bulan terakhir ini.
Menurut perhitungan Microsoft, sekitar 1.000 komputer dari 1.400 komputer yang memiliki program botnet untuk mencuri berhasil dilumpuhkan. Jumlah ini memang masih jauh dibandingkan total jumlah komputer terinfeksi di berbagai negara, yang diperkirakan mencapai sekitar 5 juta unit.
Korban dari pencurian ini merupakan bank-bank besar seperti American Express, Bank of America, Citigroup, Credit Suisse, PayPal, HSBC, JPMorgan Chase, Royal Bank of Canada dan Wells Fargo. "Si penjahat tentunya merasakan pukulan telak dari operasi ini," kata Richard Domingues Boscovich, asisten umum penasehat hukum Microsoft pada Digital Crimes Unit.
Sayangnya, otak dibalik Citadel Botnet ini tidak berhasil ditangkap. Botnet merupakan program yang dirancang khusus untuk melakukan perintah seperti yang diinginkan si pembuat. Botnet itu sering digunakan untuk mengirim spam, serangan virus dan serangan ke jaringan komputer.
Cara kerja Citadel, menurut Boscovich adalah dengan menggabungkan botnet buatannya dengan piranti lunak Windows bajakan. Dengan begitu, komputer yang terinstal dengan sistem operasi ini bisa dikendalikan oleh si peretas. Komputer ini kebanyakan ada di Amerika Serikat, Eropa Barat, Hong Kong, India, dan Australia.
BUDI RIZA
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK
Berita terpopuler:
Berkas Sang Pemotong `Burung` Diterima Kejaksaan
Didenda Rp 8,2 Miliar, Ini Jawaban PT Priamanaya
Geng Sopir Angkot 'The Doctor' Lakukan Pembunuhan
