BBM Limbah Plastik dari Malang

Reporter

Sabtu, 8 Juni 2013 05:19 WIB

REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Malang--Seorang kader lingkungan di Kota Malang berhasil menciptakan sebuah alat pengolah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Seperti bekas pembungkus plastik dan tas kresek. BBM yang dihasilkan berupa bensin atau premium dan solar, bahkan sebagian juga menghasilkan minyak pelumas atau oli. "Tergantung jenis plastik," kata kader lingkungan Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang, Muhammad Ayyub.

Setiap tiga kilogram limbah plastik berubah menjadi satu liter BBM. Peralatan produksi BBM ini dirancang dan diproduksi sendiri. Terdiri dari sebuah tabung kompor bertekanan tinggi dan alat destilasi sederhana. Proses destilasi diawali dengan pemanasan plastik hingga 300 derajar celsius hingga menguap. Uap bergerak menuju kondenser untuk pendinginan untuk dikembalikan berbentuk cair.

Dalam proses yang membutuhkan waktu selama 45 menit ini dihasilkan tiga cairan berbeda, yakni premium, solar dan minyak pelumas. Proses desain dan perencanaan alat sekitar satu bulan, sedangkan perakitan alat sekitar lima hari. Namun, alat ini masih dibutuhkan penyempurnaan agar lebih efesien.

Proses pembakaran menggunakan bahan bakar gas metana (CH4) yang dihasilkan dari penumpukan sampah organik. Bahan bakar gas metana diperoleh secara cuma-cuma di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) SUpit Urang. Sedangkan jika menggunakan bahan bakar lain akan membutuhkan dana besar. Sehingga bahan bakar dari limbah plastik tak ekonomis.

Kini, ia tengah merancang memperbesar produksi sehingga bisa digunakan di TPA Supit Urang. Sehingga BBM yang dihasilkan lebih besar dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Tak hanya memenuhi kebutuhan BBM untuk truk pengangkut sampah tapi juga bisa dipasarkan untuk meningkatkan nilai jual sampah.

Produksi sampah tiap tahun terus bertambah, seiring pertambahan jumlah penduduk. Setiap hari warga Kota Malang menghasilkan sampah sebanyak 616 ton. Sekitar 64 persen diantaranya berupa sampah organik. Selebihnya adalah sampah unorganik yakni sampah plastik yang tak bisa didaur ulang. "Banyak sampah plastik menumpuk di TPA," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Wasto.

Sementara potensi gas metana di TPA Supit Urang mencapai 4.521 ton per tahun. Sedangkan gas metana yang ditangkap dan dimanfaatkan warga sekitar hanya 148 ton per tahun atau sekitar tiga persen. "Jaringan pipa gas dipasang sampai 1,2 kilometer," katanya.

Sebelumnya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama GELF (Global Eco Foundition) asal Belanda menggunakan dana world Bank mengolah gas metana menjadi listrik. Berdasar penelitian tumpukan sampah di TPA Supit Urang menghasilkan tenaga listrik hingga 5,56 Megawatt atau sekitar 7,03 persen dari produksi listrik di Indonesia. Namun, sampai saat ini program tersebut terhenti.

EKO WIDIANTO

Topik terhangat:
Tarif Baru KRL
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Fathanah


Baca juga:

Pemerintah Tegaskan Larangan Ponsel di Pesawat

Blackberry A10 Diluncurkan November Tahun Ini

Zeus, Malware Pencuri Akun Bank Lewat Facebook

Telkomsel Buka Pembelian Online BlackBerry Q10

Berita terkait

4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi

10 Juni 2023

4 Manfaat Bioetanol, Bisa Mengurangi Emisi

Bioetanol, sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang menjanjikan, muncul sebagai bahan bakar alternatif.

Baca Selengkapnya

DKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar

21 Februari 2022

DKI Bakal Olah 2.000 Ton Sampah di Bantargebang per Hari Jadi Bahan Bakar

Pemprov DKI Jakarta akan mengolah 2.000 ton sampah setiap hari yang ada di TPST Bantargebang menjadi 750 ton bahan bakar alternatif.

Baca Selengkapnya

Mobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo

29 Januari 2022

Mobil Balap Porsche di Le Mans Pakai Bahan Bakar Terbarukan, Mesinnya Twin-Turbo

Baik Porsche maupun Audi akan menggunakan sasis Multimatic pada mobil balap LMDh masing-masing. Mesin hybrid V8 twin-turbo diuji di Weissach.

Baca Selengkapnya

RDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan

3 Maret 2021

RDF Cilacap Mampu Olah Sampah 140 Ton Sehari, Hasilkan Energi Terbarukan

Pakar teknologi lingkungan ITB Enri Damanhuri menyebut RDF cocok untuk pengelolaan sampah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Maskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis

9 Februari 2021

Maskapai KLM Belanda Terbangkan Pesawat dengan Bahan Bakar Kerosin Sintetis

Maskapai penerbangan Belanda, KLM, menjadi yang pertama menerbangkan pesawat dengan campuran bahan bakar kerosin sintetis dari Amsterdam ke Madrid.

Baca Selengkapnya

Kementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren

10 Maret 2017

Kementerian Lingkungan Hidup Kembangkan Bioethanol dari Nira Aren

Bioethanol nira aren sangat prospektif dan sangat membantu masyarakat perdesaan memenuhi bahan bakar rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol

11 Februari 2017

Menteri Darmin: NTB Bisa Jadi Sentra Bioetanol

Riset pengembangan biosolar dengan mencampurkan solar dengan hasil olahan kelapa sawit sudah dilakukan di Indonesia barat.

Baca Selengkapnya

PT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol

9 September 2015

PT Enero Tagih Janji Pertamina Serap Produksi Bioetanol

Sambil berharap serapan bioetanol oleh Pertamina, PT Enero menandatangani kontrak dengan PT Total Oil Indonesia yang akan membeli 135 ribu liter/tahun

Baca Selengkapnya

PTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil

1 September 2015

PTPN X Jual Bioetanol ke Total Oil

PTPN X optimistis bioetanol makin menarik perhatian pasar.

Baca Selengkapnya

Pertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak

15 Juli 2015

Pertalite Hadir untuk Memberikan Pilihan yang Lebih Banyak

Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite hadir untuk memberikan pilihan yang lebih banyak

Baca Selengkapnya