Fosil Primata Tertua Ditemukan di Cina

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Sabtu, 8 Juni 2013 05:34 WIB

Tarsius. TEMPO/Rully Kesuma

TEMPO.CO , Jakarta:Para ilmuwan telah mengumumkan penemuan kerangka fosil hewan primata tertua di dunia, yang menunjukkan asal usul nenek moyang manusia, monyet yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari seekor tikus. Berusia 55 juta tahun atau 7 tahun lebih tua dari primata tertua yang pernah ditemukan, kini fosil tersebut menjadi hewan tertua yang pernah ditemukan dalam kategori primata.

Kerangka hampir lengkap itu ditemukan di Provinsi Hubei, Cina yang merupakan genus dan spesies baru bernama Archicebus achilles yang berarti “monyet kuno”. Penemuan ini diterbitkan dalam Jurnal Nature edisi Kamis,6 Juni 2013.

Hewan primata kecil ini memiliki tubuh sekitar 71 milimeter dan beratnya diperkirakan antara 20-30 gram. Dari fosilnya, kerangka lengkap primata kuno itu menunjukkan jika makhluk seperti monyet ini hiperaktif, dengan kedua mata terbelalak dan bisa digenggam dengan tangan manusia.

Dr. Ni Xijun dari Institute Vertebrate Paleontology dan Paleoantropologi di Chinese Academy of Sciences, yang memimpin tim peneliti mengatakan, primata adalah anggota awal dari keluarga tarsius tapi sangat dekat dengan antropoid, yang meliputi monyet, kera dan manusia. Manusia dan primata lain dibedakan dari mamalia lainnya karena memiliki lima jari di tangan dan jari kaki, kuku, dan mata menghadap ke depan.

“Penemuan primata baru ini memberikan petunjuk tentang akar evolusi dari primata yang lebih tinggi, atau antropoid, dan menggambarkan kehidupan nenek moyang terjauh manusia,” kata Ni Xijun seperti dilansir dari laman Xinhua, Jumat 7 Juni 2013.

Mereka mengatakan kepada Jurnal Nature, fosil yang menggambarkan rangka tulang itu dapat menjelaskan percabangan yang terjadi di bagian paling dasar pohon evolusi primata.

Archicebus ditempatkan di jalur yang mengarah ke tarsius, satwa pohon berukuran kecil yang sekarang hanya ada di Asia Tenggara. “Kami sangat penasaran dengan nenek moyang primata yang juga termasuk manusia,” kata dia.

Dari fosil yang hampir utuh ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa nenek moyang manusia adalah binatang yang sangat kecil. Binatang ini sangat aktif dan tangkas, hidup di pepohonan dan memakan serangga.

Fosil Archicebus ditemukan pada dua lempengan batu tulis. Sebagian besar tulang hewan ini terawetkan dengan baik, termasuk anggota badan dan kaki belakangnya. Spesimen ditemukan di daerah Jingzhou, Propinsi Hubei sekitar 10 tahun yang lalu oleh seorang petani lokal, sebelum akhirnya diteliti oleh Ni Xijun dan rekannya.

Menurut Editor Senior Majalah Nature Henry Gee, fosil ini memberikan peluang bagi kita melihat seperti apa bentuk primata-primata pertama di Bumi. “Pada 55 juta tahun lalu, bumi adalah hutan,” kata Henry Gee kepada BBC News. Seluruh bumi ditutupi dengan hutan tropis. Penuh pohon sehingga binatang-binatang kecil bisa merambat naik dan turun. Ini adalah waktu yang ideal bagi primata untuk berkembang.

Gambaran tulang Archicebus mengindikasikan penggunaan gerakan melompat dan berpegangan melintasi hutan. Sedangkan giginya yang runcing kecil menunjukkan serangga sebagai makanan utamanya.

XINHUA | BBC NEWS | ROSALINA
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Membangkang | Ahmad Fathanah


Berita terkait:

Pramugari Sriwijaya Air Dipukul Pejabat Daerah
Pramugari Sriwijaya Air Banjir Dukungan di Twitter
Pemerintah Tegaskan Larangan Ponsel di Pesawat


Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya