Hindari Macet dengan Sepeda Terbang

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 19 Juni 2013 05:29 WIB

Inilah gambar sepeda terbang karya desainer asal Republik Czech (tampak atas), yang berhasil terbang pada saat uji coba di Praha (13/6). gizmag.com

TEMPO.CO , Jakarta:Apakah Anda masih ingat dengan film ET? Sinema karya sutradara Steven Spielberg yang populer pada 1982 itu menampilkan sepeda BMX yang terbang ke angkasa. Dan kini, muncullah sepeda bertenaga manusia, yang juga mampu terbang.

Bernama Paravelo, sepeda ini memiliki kipas angin besar, motor penggerak kipas, dan parasut. Sementara rodanya ada empat: dua di depan dan belakang dengan posisi sejajar seperti pada sepeda umumnya; dan dua lagi pada kanan-kiri, menyerupai sayap. Dengan perangkat itu, Paravelo mampu terbang dengan ketinggian 1.200 meter, dan kecepatan 40 kilometer per jam.

Untuk memutar kipas, Paravelo menggunakan bahan bakar biofuel. Dengan tangki penuh, sepeda ini bisa terbang selama tiga jam. Dan hanya memerlukan landasan pacu pendek untuk lepas landas. "Di tanah, Paravelo bisa menjadi sepeda roda dua biasa," tulis Mail Online, Selasa, 18 Juni 2013.

Paravelo diciptakan John Fordon, 37 tahun; dan Yannick Read, 42 tahun. Dua pria kebangsaan Inggris ini terinspirasi dengan sepeda masa kecil mereka, hingga menghasilkan Paravelo. Dengan modal 10.000 poundsterling, setara dengan Rp 155 juta, terciptalah Paravelo. "Merek percaya, Paravelo dapat membantu orang pergi bekerja."

Untuk menentukan arah, Paravelo dilengkapi dengan GPS atau global positioning system. Dan tidak memerlukan lisensi pilot untuk menerbangkan sepeda ini. Anda cukup berlatih mengarahkan gerak parasut dengan kedua tangan. Bahkan sepeda ini dapat dilipat, sehingga bisa disimpan rapi di ruang kantor. Bahkan terdapat lampu xenon yang cahayanya bisa dilihat sejauh 3 kilometer.

Fordon juga berjanji, Paravelo akan membuat kemacetan lalu lintas, denda parkir, serta omelan dalam perjalanan akan menjadi masa lalu si pengguna. "Kami berharap Paravelo bisa menjadi transportasi utama para komuter," kata Fordon. "Biaya untuk menerbangkan sepeda ini sama dengan mobil berukuran kecil atau city car."

Sementara itu menurut Direktur Badan Amal Environmental Transport Association, Andrew Davis, Paravelo cocok untuk orang berjiwa petualang. Environmental Transport Association sendiri merupakan pendukung pengembangan sepeda terbang Paravelo. "Bila tidak memiliki ruang penyimpanan besar namun punya uang banyak, Paravelo cocok untuk Anda," ujar Darwis.

MAIL ONLINE | CORNILA DESYANA
Terhangat:EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah




Baca juga:

Mereka Tertolong dengan KJS ala Jokowi-Ahok

Habis 'PRJ Monas', Tercecerlah Sampah

Ahok Akuisisi PPD untuk Hilangkan Sistem Setoran

BBM Naik, Polisi Bersenjata Lengkap Jaga SPBU

Ini Keluhan Warga Atas Layanan KJS ala Jokowi




Berita terkait

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.

Baca Selengkapnya

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.

Baca Selengkapnya

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .

Baca Selengkapnya