Awal Atmosfer Mars Kaya Oksigen

Reporter

Jumat, 21 Juni 2013 05:26 WIB

Foto permukaan Mars yang dikirimkan kendaraan penjelajah Planet Mars 'Curiosity' badan antariksa Amerika Serikat NASA. Kendaraan penjelajah Curiosity berhasil mendarat di planet merah tersebut, Senin dini hari waktu bumi (5/8) untuk menjalani misi pencarian tanda kehidupan di Mars selama dua tahun. REUTERS/Courtesy NASA/Handout

TEMPO.CO, London--Atmosfer planet Mars boleh jadi kaya akan oksigen pada 4 miliar tahun lalu, jauh sebelum udara bumi dipenuhi oleh berbagai macam gas. Inilah dugaan yang diajukan oleh peneliti yang melaporkan hasil studinya dalam jurnal Nature. Dalam laporan itu diuraikan bagaimana perbedaan antara meteorit maupun bebatuan Mars yang diperiksa oleh robot penjelajah.

Dr Bernard Wood mengatakan bahwa gagasan ini cocok dengan gambar sebuah planet yang dulunya hangat, basah dan kemungkinan bisa dihuni. Tetapi para ilmuwan lainnya skeptis akan pendapat itu. Ia berpendapat bahwa bangkitnya oksigen di bumi kemungkinan dimediasi oleh kehidupan. Sementara oksigen di Mars bisa diproduksi melalui proses kimia membelahnya air.

Profesor Wood dan rekan-rekannya di Oxford University melihat komposisi kimia dari meteorit Mars yang ditemukan di bumi serta data dari NASA Spirit Rover yang meneliti batuan permukaan di kawah Guser, Mars. Keduanya adalah batuan beku vulkanik yang menunjukkan perbedaan unsur geokimia utama. Misalnya, batu dari kawah Gusev ternyata lima kali lebih kaya nikel dibandingkan meteorit yang ditemukan di bumi.

Dr Wood, James Tuff dan Jon Wade dari Oxford menduga bahwa pada awal sejarahnya permukaan Mars menjadi teroksidasi. Batuan permukaan kemudian tertarik ke dalam interior dangkal dan didaur ulang kembali ke permukaan saat letusan gunung berapi pada 4 miliar tahun lalu. Sebaliknya, meteorit adalah batuan vulkanik yang jauh lebih muda.

"Saya tidak menangkap kesimpulan bahwa hasil mereka menyiratkan suasana yang kaya oksigen di awal kehidupan Mars," kata Dr Francis McCubbin dari University of New Mexico yang tidak terlibat dalam studi ini. Menurutnya, ia lebih setuju dengan kesimpulan menyeluruh bahwa terdapat reaksi reduksi oksidasi (redoks) yang substansial di Mars. Ini berpotensi sangat penting bagi kelayakhunian Mars karena beberapa organisme dapat memanfaatkan reaksi redoks ini untuk digunakan sebagai sumber makanan.

Profesor Wood menjelaskan bahwa oksidasi adalah yang memberi warna khas pada planet Mars. Ada kemungkinan bhawa planet ini hangat, basah dan berkarat pada miliaran tahun sebelum atmosfer bumi menjadi kaya oksigen. "Cara utama yang diharapkan untuk mendapatkan oksigen adalah melalui fotolisis air. Yaitu uap air di atmosfer Mars berinteraksi dengan radiasi matahari sehingga memecah molekulnya membentuk hidrogen dan oksigen," katanya.

Sebagian besar hidrogen dan oksigen bergabung kembali menjadi air. Tetapi sebagian kecil hidrogen cukup energik untuk melarikan diri dari planet merah ini. Sejumlah kecil hidrogen hilang meninggalkan oksigen. "Gravitasi Mars hanya sepertiga dari bumi, maka hidrogen akan kehilangan lebih mudah. Sehingga oksigen dapat ditingkatkan di Mars," kata Profesor Wood.

BBC | ISMI WAHID

Terhangat:
HUT Jakarta
| Ribut Kabut Asap | Koalisi dan PKS | Demo BBM


Baca juga:

Tepuk Tangan Itu Menular

Facebook Luncurkan Fitur Komentar Foto

Isu Penyadapan, Pesaing Google Panen

Supermoon Terbesar Akan Muncul 23 Juni

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya