TEMPO.CO, Jakarta - Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, dicalonkan menjadi Cagar Biosfer Bumi. Kementerian Kehutanan akan membawa usulan ini ke Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) pada Desember mendatang.
"Tahun ini akan ada satu lagi cagar biosfer yaitu Raja Ampat," kata Direktur Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung Kementerian Kehutanan, Bambang Dahono Adji, di kantornya, Rabu, 3 Juli 2013.
Kepulauan Raja Ampat meliputi 15.000 mil persegi wilayah daratan dan laut yang menjadi pusat keragaman hayati terumbu karang dunia (Coral Triangle). Wilayah lautnya dihuni tak kurang dari 1.427 spesies ikan dan lebih dari 550 spesies karang.
Jika UNESCO menerima usulan ini, Indonesia bakal memiliki sembilan cagar biosfer. Sebelumnya telah ada cagar biosfer Gunung Leuser (ditetapkan 1980), Cibodas (1980), Tanjung Puting (1982), Komodo (1990), Pulau Siberut (1993), Lore Lindu (1993), Giam Siak Kecil-Bukit Batu (2009), dan Wakatobi (2012).
"Tiga di antaranya ada di wilayah Wallacea," ucap Bambang. Wallacea meliputi kepulauan di sebelah barat Bali hingga sebelum Papua, yaitu Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Naturalis Alfred Russel Wallace mengindentifikasi wilayah ini sangat khas dengan organisme yang endemik.
Cagar Biosfer Bumi adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerja sama program Man and the Biosphere (MAB)-UNESCO. Tujuannya untuk mempromosikan konservasi keragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal.
Usulan penetapan Cagar Biosfer Bumi diajukan oleh pemerintah nasional. Setiap calon harus memenuhi kriteria tertentu dan sesuai dengan persyaratan minimal sebelum dimasukkan ke dalam jaringan dunia.
MAHARDIKA SATRIA HADI
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Berita Terpopuler:
Wartawati Korban Pemerkosaan Mulai Terbuka ke Polisi
PAN Tolak RUU Ormas, 'Pecat Besan!'
Rumah Banyak, Satu yang Jadi Favorit Djoko Susilo
Agnes Monica Bantah Ubah Nama Jadi 'Montana'
Suswono: Bodohnya Pengusaha Bisa Dibohongi AF
Berita terkait
4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya
4 Desember 2023
Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.
Baca SelengkapnyaHari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati
11 Agustus 2023
Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaPeran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari
23 Desember 2022
Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.
Baca SelengkapnyaWisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai
1 Juni 2022
Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.
Baca SelengkapnyaIkon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang
30 Maret 2022
Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.
Baca SelengkapnyaTaman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan
26 Maret 2022
Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.
Baca SelengkapnyaNTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021
12 Februari 2021
Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.
Baca SelengkapnyaPolisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi
28 Januari 2021
Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.
Baca SelengkapnyaTerancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia
13 Oktober 2020
Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.
Baca SelengkapnyaWildlife Photography, ini Tips Pentingnya
2 Juli 2020
Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.
Baca Selengkapnya