Wanita Bisa Atasi Stres Lebih Baik dari Pria

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Rabu, 10 Juli 2013 10:08 WIB

Ilustrasi stres bekerja. AP/Richard Drew

TEMPO.CO, California - Selama bertahun-tahun wanita dikenal lebih baik dalam mengatasi stres dibanding laki-laki. Penelitian teranyar membuktikan, hal ini disebabkan karena efek perlindungan estrogen, yang tampaknya mampu 'memblokir' efek negatif dari stres pada otak.

Dalam sebuah penelitian di AS, para ilmuwan menempatkan tikus jantan dan betina untuk melakukan tugas-tugas yang menirukan pengalaman menantang yang sering dihadapi manusia, yang menyebabkan frustrasi dan perasaan berada di bawah tekanan. Hasilnya, para tikus betina tidak menunjukkan penurunan kemampuan mereka untuk mengenali objek yang sebelumnya telah ditunjukkan, kata pemimpin penelitian Dr Zhen Yan. Sedangkan tikus jantan berjuang dengan memori jangka pendek mereka.

Ketidakmampuan untuk mengingat objek menunjukkan gangguan di bagian otak yang mengontrol memori kerja, perhatian, pengambilan keputusan dan proses tingkat tinggi 'eksekutif' lainnya. Hal ini jamak ditemukan pada mereka yang mengalami stres.

"Studi sebelumnya telah menemukan bahwa perempuan lebih tahan terhadap stres kronis dan sekarang penelitian kami telah menemukan alasan mengapa," kata Dr Yan, seorang profesor di departemen fisiologi dan biofisika di University of Buffalo. "Kami telah meneliti mekanisme molekuler yang mendasari efek spesifik gender dari stres."

Sebelumnya penelitian menemukan bahwa stres berulang mengakibatkan daerah dari otak ini menjadi rusak pada tikus jantan muda. Namun studi terbaru menemukan bahwa area ini tetap utuh pada wanita, bahkan setelah mereka mengalami stres.

Dalam kelompok kontrol, tikus jantan yang diberi estrogen dalam tingkat yang lebih besar terlindungi dari efek tekanan. "Ketika estrogen pada otak perempuan diblokir, stres menunjukkan efek merugikan pada mereka," kata Dr Yan.

Bagaimana jika rahim wanita, yang merupakan 'pabrik' estrogen diangkat? "Kami masih menemukan efek perlindungan estrogen pada tikus betina yang ovariumnya telah dihapus. Ini menunjukkan bahwa mungkin estrogen yang diproduksi di otak yang melindungi mereka terhadap efek merugikan dari stres," katanya.

Tim menemukan bahwa tingkat enzim yang terkait dengan produksi estrogen, yang dikenal sebagai aromatase, bertanggung jawab untuk ketahanan stres perempuan. Konsentrasi yang lebih tinggi ditemukan pada otak tikus betina.

"Jika kita bisa menemukan senyawa yang mirip dengan estrogen yang dapat diberikan tanpa menimbulkan efek samping hormonal, mereka bisa menjadi pengobatan yang sangat efektif untuk masalah yang terkait dengan stres pada laki-laki," kata Dr Yan. Temuan mereka dilaporkan dalam jurnal Molecular Psychiatry.

MAIL ONLINE | TRIP B

Topik terpopuler:
Penemu Muda
| Bursa Capres 2014 | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh

Berita lainnya:
Modus Baru, Bobol ATM Tanpa Mengurangi Saldo
Bos Sanex Steel Disebut Pernah Setor Anas Rp 5 Miliar

Usut Korupsi, Jenderal Heru Malah Dihukum 6 Bulan
5 BUMN yang Diduga Saweran untuk Anas Urbaningrum

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya