TEMPO.CO, California - Selama bertahun-tahun wanita dikenal lebih baik dalam mengatasi stres dibanding laki-laki. Penelitian teranyar membuktikan, hal ini disebabkan karena efek perlindungan estrogen, yang tampaknya mampu 'memblokir' efek negatif dari stres pada otak.
Dalam sebuah penelitian di AS, para ilmuwan menempatkan tikus jantan dan betina untuk melakukan tugas-tugas yang menirukan pengalaman menantang yang sering dihadapi manusia, yang menyebabkan frustrasi dan perasaan berada di bawah tekanan. Hasilnya, para tikus betina tidak menunjukkan penurunan kemampuan mereka untuk mengenali objek yang sebelumnya telah ditunjukkan, kata pemimpin penelitian Dr Zhen Yan. Sedangkan tikus jantan berjuang dengan memori jangka pendek mereka.
Ketidakmampuan untuk mengingat objek menunjukkan gangguan di bagian otak yang mengontrol memori kerja, perhatian, pengambilan keputusan dan proses tingkat tinggi 'eksekutif' lainnya. Hal ini jamak ditemukan pada mereka yang mengalami stres.
"Studi sebelumnya telah menemukan bahwa perempuan lebih tahan terhadap stres kronis dan sekarang penelitian kami telah menemukan alasan mengapa," kata Dr Yan, seorang profesor di departemen fisiologi dan biofisika di University of Buffalo. "Kami telah meneliti mekanisme molekuler yang mendasari efek spesifik gender dari stres."
Sebelumnya penelitian menemukan bahwa stres berulang mengakibatkan daerah dari otak ini menjadi rusak pada tikus jantan muda. Namun studi terbaru menemukan bahwa area ini tetap utuh pada wanita, bahkan setelah mereka mengalami stres.
Dalam kelompok kontrol, tikus jantan yang diberi estrogen dalam tingkat yang lebih besar terlindungi dari efek tekanan. "Ketika estrogen pada otak perempuan diblokir, stres menunjukkan efek merugikan pada mereka," kata Dr Yan.
Bagaimana jika rahim wanita, yang merupakan 'pabrik' estrogen diangkat? "Kami masih menemukan efek perlindungan estrogen pada tikus betina yang ovariumnya telah dihapus. Ini menunjukkan bahwa mungkin estrogen yang diproduksi di otak yang melindungi mereka terhadap efek merugikan dari stres," katanya.
Tim menemukan bahwa tingkat enzim yang terkait dengan produksi estrogen, yang dikenal sebagai aromatase, bertanggung jawab untuk ketahanan stres perempuan. Konsentrasi yang lebih tinggi ditemukan pada otak tikus betina.
"Jika kita bisa menemukan senyawa yang mirip dengan estrogen yang dapat diberikan tanpa menimbulkan efek samping hormonal, mereka bisa menjadi pengobatan yang sangat efektif untuk masalah yang terkait dengan stres pada laki-laki," kata Dr Yan. Temuan mereka dilaporkan dalam jurnal Molecular Psychiatry.
MAIL ONLINE | TRIP B
Topik terpopuler:
Penemu Muda | Bursa Capres 2014 | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh
Berita lainnya:
Modus Baru, Bobol ATM Tanpa Mengurangi Saldo
Bos Sanex Steel Disebut Pernah Setor Anas Rp 5 Miliar
Usut Korupsi, Jenderal Heru Malah Dihukum 6 Bulan
5 BUMN yang Diduga Saweran untuk Anas Urbaningrum
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya