Salah Memori dalam Otak Tikus  

Reporter

Senin, 29 Juli 2013 14:44 WIB

Tikus. Sxc.hu/Aneczka Bazant

TEMPO.CO, Cambridge - Pakar saraf dari Massachusetts Institute of Technology, Susumu Tonagawa, bersama timnya sedang mempelajari kemungkinan adanya kesalahan memori pada otak manusia. Dalam uji coba terhadap tikus, mereka memasukkan sandi pada memori tikus lewat manipulasi neuron atau sel saraf.

Memori yang merekam adanya suatu pengalaman dibuat dari kumpulan elemen, termasuk rekaman mengenai obyek, ruang, dan waktu. Rekaman yang disebut engrams itu disandikan melalui perubahan fisik dan kimia dalam sel otak yang kemudian menghubungkannya ke memori.


"Memori yang salah dan memori yang asli tetap mengandalkan mekanisme yang sama pada otak," kata Tonagawa, seperti dikutip Guardian, Senin, 29 Juli 2013.

Lewat percobaan ini, Tonagawa berharap dapat menguak fenomena pada manusia mengenai daya ingat terhadap peristiwa yang belum terjadi.


Memori yang salah bisa menjadi permasalahan besar, contohnya dalam persidangan. Tergugat sering kali dihukum berdasarkan keterangan saksi yang bisa saja seketika membatalkan atau menolak hasil tes DNA dan berbagai bukti.

Dalam proyek ini, Tonagawa dan timnya melakukan optogenetics, teknik yang memungkinkan mereka untuk mengendalikan sel individual otak. Sel saraf pada bagian hippocampus tikus kemudian direkayasa. Hippocampus adalah bagian otak yang berfungsi membentuk memori dan menghasilkan gen pembentuk protein channelrhodopsin. Ketika sel yang memuat channelrhodopsin diberi sinar blue light, maka sel tersebut menjadi aktif.

Mereka juga memodifikasi sel hippocampus sehingga protein channelrhodopsin akan terus diproduksi. Sel otak pada tikus digunakan untuk mengirimkan sandi kepada memori engrams.

Dalam percobaan ini, Tonagawa menempatkan sejumlah tikus dalam sebuah ruangan.
Ketika mamalia kecil itu sedang mengenal ruangan, sandi pada memori sel otaknya menghasilkan channelrhodopsin. Selanjutnya, tikus ditempatkan di ruangan lain dan diberi sedikit aliran listrik untuk melihat responsnya terhadap rasa takut. Pada waktu yang bersamaan, para ilmuwan mengarahkan sinar lampu pada otak tikus untuk mengaktifkan memori tikus dalam mengingat ketika mereka diletakkan di ruangan yang pertama.

Pada bagian akhir eksperimen, tikus diletakkan lagi di ruangan pertama. Tikus kemudian dibekukan, untuk kemudian mengetahui respons khas terhadap rasa takut. "Kami menyebutnya incepting atau mengimplan memori yang salah pada tikus," ujar Tonagawa.

Ia mengatakan proses yang mirip bisa terjadi ketika ada kesalahan memori pada manusia. "Manusia adalah hewan yang sangat imajinatif," ujar dia. Manusia juga sangat independen terhadap hal yang terjadi di sekitarnya dan secara terus-menerus melakukan aktivitas internal di dalam otaknya.

Jadi, seperti halnya tikus, sangat mungkin bahwa manusia dapat mengasosiasikan apa yang kebetulan ada dalam pikiran, apakah itu hal baik atau buruk. Dengan kata lain, Tonigawa mengatakan, bisa saja terjadi asosiasi yang salah mengenai apa yang terdapat dalam otak ketimbang apa yang sebenarnya terjadi.

Hasil penelitian Tonagawa dan timnya menunjukkan kesalahan pada memori berasal dari mekanisme otak. Sulit bagi pembawa memori untuk membedakan apakah ada kesalahan memori atau tidak. "Kami berharap pada masa depan ada penemuan bagi lembaga hukum tentang pentingnya memori untuk diandalkan dalam suatu kasus," katanya.

GUARDIAN | SATWIKA MOVEMENTI

Berita Lainnnya:
Anggita Sari Vs Vanny

Ini Jalur Alternatif Hindari Macet Pantura
Pengacara: Mario Kerap Minta Informasi ke Djodi

Berita terkait

Riset Celios: Indonesia Berpotensi Krisis Karbon Biru Akibat Ekspor Pasir Laut

2 hari lalu

Riset Celios: Indonesia Berpotensi Krisis Karbon Biru Akibat Ekspor Pasir Laut

Celios merilis laporan terbaru terkait Keputusan Pemerintah ihwal pembukaan kembali keran ekspor pasir laut.

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

8 hari lalu

Riset BRIN: Perubahan Peran Kapal Pinisi Ancam Pelestarian Pengetahuan Lokal dan Budaya

Kapal pinisi asli secara historis digunakan oleh masyarakat Bugis Makassar untuk perdagangan antarpulau dan telah mengalami transformasi.

Baca Selengkapnya

Riset Bank Mandiri: Kecenderungan Menabung Warga Kelas Bawah RI Turun Drastis

9 hari lalu

Riset Bank Mandiri: Kecenderungan Menabung Warga Kelas Bawah RI Turun Drastis

RIset Bank Mandiri mencatat kecenderungan menabung warga kelas bawah turun drastis.

Baca Selengkapnya

BEM UNM Sukses Gelar Seminar Riset Nasional: Membangun Budaya Riset di Kalangan Mahasiswa

57 hari lalu

BEM UNM Sukses Gelar Seminar Riset Nasional: Membangun Budaya Riset di Kalangan Mahasiswa

Seminar Riset Nasional ini dibuka secara resmi oleh Rektor UNM, Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Dorong Penggunaan Teknologi Terahertz, Dapat Kirim Data Secepat Kilat

58 hari lalu

Peneliti BRIN Dorong Penggunaan Teknologi Terahertz, Dapat Kirim Data Secepat Kilat

BRIN sebagai orkestrator riset nasional perlu berperan sebagai pendorong riset terahertz tingkat nasional bahkan global.

Baca Selengkapnya

3 Tools AI yang Paling Banyak Digunakan hingga Juli 2024

15 Juli 2024

3 Tools AI yang Paling Banyak Digunakan hingga Juli 2024

RevoU melakukan riset tentang penggunaan tools AI di tahun 2024. Apa saja AI yang paling populer sejauh ini?

Baca Selengkapnya

Riset Peneliti BRIN, Efek Pereda Nyeri dari Daun Kratom Hampir Setara Morfin

3 Juli 2024

Riset Peneliti BRIN, Efek Pereda Nyeri dari Daun Kratom Hampir Setara Morfin

Efek analgesik alkaloid kratom hampir sama dengan efek analgesik yang ditimbulkan morfin.

Baca Selengkapnya

Startup Risetku Dukung Penelitian dan Inovasi Kesehatan RI

26 Juni 2024

Startup Risetku Dukung Penelitian dan Inovasi Kesehatan RI

Startup Risetku hadir untuk meningkatkan produktivitas peneliti di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mudah Ditebak, 87 Juta Kata Sandi Dibobol Hacker Tak Sampai Semenit

19 Juni 2024

Mudah Ditebak, 87 Juta Kata Sandi Dibobol Hacker Tak Sampai Semenit

Pemilik diimbau untuk membuat kata sandi yang berbeda untuk setiap akun di perangkat.

Baca Selengkapnya

Australia dan Kementerian Pendidikan Kerja Sama Riset untuk Sulawesi

30 Mei 2024

Australia dan Kementerian Pendidikan Kerja Sama Riset untuk Sulawesi

PAIR Sulawesi merupakan inisiatif dari Australia Indonesia Centre (AIC), sebuah konsorsium universitas riset terkemuka di kedua negara.

Baca Selengkapnya