TEMPO.CO, New York - Menurut sebuah studi terbaru, sebuah senyawa yang berasal dari kedelai menjanjikan harapan dalam pengobatan HIV. Penelitian dilakukan oleh pakar gabungan dari George Mason University, Tulane University Health Sciences Center, dan National Institute of Allergy and Infectious Diseases.
Menurut mereka, kedelai mengandung senyawa yang disebut genistein. Senyawa ini mampu mencegah infeksi yang dapat membantu meringankan masalah resistensi obat karena bertindak dengan cara yang berbeda dari pengobatan HIV saat ini.
"Alih-alih bertindak langsung pada virus, genistein mengganggu proses seluler yang diperlukan virus untuk menginfeksi sel," kata seorang peneliti, Yuntao Wu, profesor di National Center for Biodefense and Infectious Diseases di George Mason University. Senyawa ini membuat virus lebih sulit menjadi resisten terhadap obat. "Penelitian kami saat ini masih tahap awal. Jika secara klinis terbukti efektif, genistein dapat digunakan sebagai pengobatan pelengkap untuk infeksi HIV."
Namun Wu menjelaskan bahwa penelitian ini masih terlalu dini untuk bisa menyimpulkan bahwa makan banyak kedelai benar-benar bisa membantu orang dengan HIV untuk sembuh.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Retrovirology ini memperlihatkan jenis sel, yang disebut sel T CD4--nama untuk genistein, mampu menghentikan sel-sel dari infeksi HIV.
Baru-baru ini, kedelai dinyatakan mampu menghentikan penyakit mematikan lain: kanker. Peneliti dari University of Arkansas di Fayetteville menemukan bahwa peptida kedelai--minyak yang diekstrak dari biji kedelai--tampaknya mampu menghentikan pertumbuhan kanker paru-paru, hati, dan usus besar dalam skala laboratorium.
HUFFINGTON POST | TRIP B
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya