Ini Akibat Punahnya Hewan Besar Ribuan Tahun Lalu

Rabu, 14 Agustus 2013 08:49 WIB

Planetforward.ca

TEMPO.CO, London-Sekitar dua belas ribu tahun yang lalu, hutan Amazon adalah rumah bagi hewan berukuran raksasa seperti gajah atau badak besar. Namun, pada tahun 10.000 Sebelum Masehi, hewan-hewan besar tersebut mulai hilang. Diduga penyebabnya adalah perburuan manusia dan perubahan iklim.

Studi Nature Geoscience menemukan suatu teori baru: kepunahan massal mamalia besar itu ternyata menyebabkan berkurangnya nutrisi di kandungan tanah saat ini. Para ilmuwan telah lama mencatat berkurangnya kandungan fosfor dan mineral penting untuk pertumbuhan tanaman, di bagian hutan hujan Amazon, khususnya di wilayah timur.

Mamalia merupakan penyebar utama nutrisi pada tanah yang berasal dari kotoran dan urin mereka. "Hewan-hewan besar memainkan peran penting dalam translokasi nutrisi karena mereka melakukan perjalanan jauh," tulis para ilmuwan dalam studi terbaru seperti dikutip dari laman Mongabay, Selasa 13 Agustus 2013.

Tapi saat ini banyak penyebaran nutrisi dalam kandungan tanah di hutan Amazon dilakukan oleh faktor abiotik, seperti sungai dan udara, yang cenderung memusatkan kandungan nutrisi hanya di beberapa tempat.

Dengan kehancuran hewan berukuran raksasa di Amerika Selatan (termasuk punahnya 70 persen hewan berbobot diatas 10 kilogram), para peneliti berteori bahwa ekosistem hutan Amazon kehilangan kemampuannya untuk menyebarkan kandungan nutrisi, dampaknya masih terlihat hingga kini dan berperan dalam sejarah Amazon. Contohnya, pembukaan hutan untuk lahan pertanian dengan cara dibakar menjadi akibat dari hilangnya kandungan nutrisi yang cocok untuk produksi tanaman jangka panjang.

"Sebagian besar hewan raksasa di planet ini telah punah, sehingga memutus jalur yang membawa nutrisi jauh melampaui sungai ke daerah subur," kata ketua peneliti, Christopher Doughty dari University of Oxford, Inggris.

Para peneliti memperkirakan, penyebaran nutrisi menjadi berkurang akibat 98 persen punahnya hewan berukuran raksasa.

Zaman Pleistocene (2,6 juta hingga 12 ribu tahun yang lalu) banyak hewan-hewan mamalia raksasa hidup yang mengambil alih Bumi pasca punahnya dinosaurus.

Di periode puncak zaman Pleistocene, mayoritas kondisi dunia saat itu diselimuti padang rumput sabana seperti di Afrika.

"Hewan-hewan raksasa adalah seperti jalur nutrisi planet ini. Jika mereka punah, maka hal tersebut seperti memotong jalur-jalur itu," ungkap Doughty.Karena mayoritas hewan-hewan ini punah, maka semakin banyak wilayah di Bumi yang tanahnya tidak subur.

ROSALINA | MONGABAY | PHYSORG


Topik Terhangat:
FPI Lamongan Bentrok
| Arus Balik Lebaran | Konvensi Partai Demokrat | Ahok vs Lulung | Sisca Yofie

Berita Terpopuler:
Siapa E, Perwira Polisi Teman Dekat Sisca Yofie

Telepon Sisca Yofie Digilir Empat Orang

Ini Pengakuan Lengkap Pembunuh Sisca Yofie

Makian Sisca Yofie di Facebook untuk Sang Mantan

Tubuh Sisca Yofie Terseret di Aspal, Tak Terangkat

Ini Alasan Preman Tenabang Kejar Manajer Pasar

Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya