Craig Federighi, wakil presiden Teknisi Software Apple, saat memperkenalkan iPhone 5s di Cupertino, California (10/9). (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)
TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi Touch ID atau sensor sidik jari pada iPhone 5S menjadi langkah baru dalam sistem pengamanan ponsel. Toch ID kabarnya akan menggantikan sistem keamanan dengan PIN atau password untuk penggunaan ponsel.
Di dunia maya, beredar kabar miring yang menakutkan konsumen iPhone 5S. Berita tersebut menuliskan bahwa pencuri bisa memuka sistem keamanan Touch ID dengan memotong jari pengguna.
Perusahaan keamanan, Validity Sensor, merasa harus menjelaskan kabar miring itu. Mereka menjelaskan, Touch ID tidak akan bisa bekerja pada sidik jari yang "mati" atau dalam hal ini potongan jari pengguna.
"Sensor sidik jari ini dibangun dengan melacak data sidik jari pengguna dalam keadaan hidup," kata Sebastian Taveau, Kepala Validity Sensor, Selasa, 17 September 2013.
Saat ini belum ada ahli biometrik yang berkomentar tentang "potong jari pengguna" terkait pembobolan sistem keamanan Touch ID pada iPhone 5S. Tapi, harus ada klarifikasi agar "ketakutan" pengguna bisa dihapuskan.
Teknologi Touch ID ini menggunakan frekuensi radio untuk men-scanning dan mendeteksi sub-epidermal kulit pada jari pengguna. Dengan cara kerja ini, Touch ID hanya akan berfungsi dari jari pengguna yang masih hidup.
Tevaue menambahkan, sebenarnya teknologi ini sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi, kemunculan sensor sidik jari pada iPhone 5S membuat sistem ini jadi pembicaraan hangat lagi.
"Teknologi sensor sidik jari ini sudah ada pada perangkat laptop. Tapi fungsinya hanya untuk mengunci dan membuka kunci keamanan laptop, tanpa fungsi yang lebih banyak," Taveau menjelaskan.
