TEMPO.CO, London - Bagi Stephen Hawking, kehidupan abadi bagi manusia bukanlah gagasan yang mustahil untuk diwujudkan. Ia mengatakan manusia bisa "hidup abadi" jika otaknya bisa dipertahankan supaya bisa tetap hidup di luar tubuh setelah pemiliknya mati. Hawking menganalogikan otak seperti program dalam komputer.
"Saya pikir otak itu seperti sebuah program dalam pikiran, ibarat komputer. Secara teoritis mungkin untuk menyalin otak ke komputer sehingga memberikan bentuk kehidupan setelah kematian," kata Hawking di sela acara peluncuran film dokumenter tentang dirinya di London, Senin, 23 September 2013.
Namun, kosmolog dan fisikawan kawakan asal Inggris ini menyadari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini belum mampu mewujudkan gagasannya itu. "Saya pikir akhirat hanyalah dongeng untuk orang-orang yang takut gelap," imbuh Hawking, seperti dikutip Dailymail.
Ide nyeleneh Hawking bukan muncul kali ini saja. Awal pekan lalu, ilmuwan 71 tahun yang menulis buku A Brief History of Time ini menyatakan dukungannya terhadap gagasan bunuh diri bagi para penderita penyakit parah yang tak tertahankan. Hawking sendiri sejak 21 tahun harus terduduk di kursi roda dan tidak bisa menjalani hidup normal akibat penyakit saraf motorik yang menggerogotinya. Ia ketika itu diperkirakan hanya memiliki 2-3 tahun untuk hidup.
"Sepanjang hidup saya telah menghadapi ancaman kematian dini. Jadi saya benci membuang-buang waktu," kata Hawking, menggunakan suara yang dihasilkan komputer yang dikendalikan dengan otot wajah dan kedipan salah satu matanya.
Film dokumenter besutan Stephen Finnigan ini menceritakan tentang kehidupan Hawking. Ilmuwan brilian dengan tulisan tangan tak terbaca ini awalnya menikmati kehidupan yang normal di Universitas Oxford, Inggris. Ironisnya, segala kesempurnaan hidup Hawking harus lenyap direnggut oleh penyakit saraf. Kendati tubuhnya lumpuh, otak encer Hawking terus bekerja hingga akhirnya ia menemukan teori asal-usul alam semesta, teori yang mencengangkan dunia.
Film ini ditayangkan bersamaan dengan peluncuran otobiografi Hawking yang berjudul Stephen Hawking: My Brief History.
