4 Alasan BlackBerry Akan 'Mati' di Indonesia
Editor
Rindu pradipta hestya TECO
Rabu, 23 Oktober 2013 10:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pada 2008 lalu, ponsel BlackBerry (BB) menjadi ponsel terlaris di Indonesia. Bahkan, menurut data dari Asia Media Journal, pada Juli 2013, BlackBerry Messenger (BBM) masih menjadi aplikasi laris nomor dua setelah Facebook di negeri ini. Aplikasi chatting keluaran BlackBerry itu membuat ponsel BB semakin terlihat eksklusif.
Kepopuleran ponsel BlackBerry saat itu juga didukung banyaknya merchant di Indonesia yang menggunakan BBM dalam melakukan transaksi dari ribuan kontak. Hal tersebut adalah nilai positif dari pengguna BBM di Indonesia.
Namun, sejak munculnya ponsel Android, kehadiran BB mulai meredup. Pengguna mulai beralih menggunakan ponsel Android seperti Samsung. Situs Tech Asia pun memprediksi kehadiran ponsel BB akan semakin memudar di Indonesia pada masa depan. Berikut ini empat alasannya.
1. Tak Ada Lagi Fitur yang Eksklusif
Dua keunggulan sebelumnya, fitur e-mail, model keyboard QWERTY, dan BBM membuat jumlah pengguna ponsel BB melonjak di pasaran saat itu. Tapi, keunggulan itu mulai ditiru oleh vendor lain. Terlebih, kini BBM juga hadir untuk ponsel iPhone dan Android. Hal ini semakin membuat pengguna ponsel BB beralih ke ponsel lain.
2. Monoton
BlackBerry sempat memiliki daya tarik di Indonesia beberapa tahun lalu. Masyarakat bahkan siap mengeluarkan uang sedikitnya sekitar Rp 2 juta untuk satu unit ponsel BlackBerry.
Namun, desain BlackBerry yang terkesan monoton dan pengalaman para pengguna yang tak berkembang membuat mereka bosan. Bahkan, menurut catatan, pengguna yang menggunakan BB kebanyakan punya ponsel lain (selain BB) untuk menunjang kebutuhan mereka. Ponsel yang dipilih untuk cadangan umumnya Android. Kini, pengguna malah menomorsatukan ponsel cadangannya tersebut dan menyingkirkan BlackBerry.
<!--more-->
3. Peminat Semakin Sedikit
Ponsel BlackBerry adalah salah satu penggerak saham perusahaan. Tapi, saham vendor asal Kanada ini terus anjlok. Bahkan, harga untuk BlackBerry Z10 dipangkas, dari Rp 6,9 juta menjadi Rp 4,7 juta.
Kenyataannya, meski harganya sudah turun, peminat Z10 masih sangat sedikit. Menurut data, pengguna yang membeli Z10 biasanya mereka yang hanya tertarik pada fitur OS-nya yang baru.
4. BlackBerry Tak Percaya Diri
BlackBerry pernah memangkas jumlah pegawai sebanyak 4.500 orang seiring dengan meluncurnya Z30. Namun, perusahaan BlackBerry di Indonesia menyatakan akan tetap mempertahankan seluruh karyawannya.
Sejauh ini, kehadiran BBM pada platform lain membuat perusahaan tetap hidup. Tapi, sistem operasi keluarannya mungkin tak bisa bertahan lama. Tindakan yang paling mungkin dilakukan untuk bertahan adalah bermigrasi ke Android atau iOS.
RINDU P HESTYA | TECH ASIA
Berita Populer Terkait:
Pengguna BBM untuk Android dan iPhone Harus Antre
Peminat BBM Diminta Sabar Antre
Pertemuan IGF di Bali Resmi Dibuka
Nokia Resmi Perkenalkan Perangkat Tablet Pertama
Opera Dorong Mobile Advertising di Indonesia