Eukaliptus Perparah Kebakaran di Australia

Reporter

Rabu, 23 Oktober 2013 20:01 WIB

Sebuah helikopter menjatuhkan air di atas hutan yang terbakar di dekat pemukiman wargadi Blackheath, Blue Mountains, sekitar 70 km di sebelah barat Sydney, Australia, Rabu (23/10). Keadaan cuaca diperkirakan akan semakin memperburuk kebakaran di wilayah barat Sydney ini. REUTERS/David Gray

TEMPO.CO, Sydney - Kebakaran hutan yang melanda Australia tidak dapat dilepaskan dari peran eukaliptus. Tumbuhan khas Negeri Kanguru ini dituding memperparah kebakaran. Di tengah cuaca kering, eukaliptus berperan bak bahan bakar yang memperbesar nyala api.

"Ketika hari sedang panas, pohon-pohon eukaliptus cepat terbakar seperti suluh dan menyirami daerah kami dengan percikan api," kata pakar ekologi kehutanan Universitas Tasmania David Bowman, Rabu, 23 Oktober 2013.

Kebakaran di Australia sudah menghanguskan ratusan rumah. Asapnya mengancam Kota Sydney serta beberapa wilayah di New South Wales. Lebih dari seribu petugas pemadam kebakaran berjuang melawan api yang telah melahap area seluas 116 ribu hektare.

Api merambat sangat cepat dan masif. Si jago merah bisa menyebar hingga 35 kilometer dalam satu hari. Kebakaran terbesar ada di sekitar area Blue Mountains. Kondisi cuaca yang kering dan berangin kencang mempercepat penyebaran api sehingga membuat petugas semakin sulit memadamkan api.

Eukaliptus atau kerap disebut gum tree bisa bertahan hidup dalam wilayah yang rentan terbakar. Dedaunannya yang rontok ke tanah membentuk semacam karpet tebal yang mudah tersulut api. Kulit kayunya yang kering biasanya terkelupas dengan ukuran panjang dan berpilin, jatuh ke tanah dan menjadi bahan bakar tambahan bagi api.

Pohon ini menghasilkan minyak beraroma tajam yang ternyata juga mudah terbakar. Kombinasi minyak, sampah dedaunan, kulit kayu kering yang terkelupas, dan cuaca kering bisa mengubah api kecil jadi kobaran dahsyat dalam hitungan menit. New South Wales termasuk wilayah yang parah karena dipenuhi eukaliptus dari jenis blue gums (Eucalyptus globulus) yang dijuluki "pohon bensin".

Usai kebakaran, eukaliptus lebih cepat beradaptasi ketimbang tumbuhan lain. Bijinya yang berbentuk kapsul terbuka saat terbakar lalu tumbuh cepat di tanah sisa kebakaran yang tergolong subur. Eukaliptus biasanya tumbuh mendominasi satu area yang pernah terbakar hebat.

"Pohon itu bisa tumbuh cepat dalam beberapa tahun dan mengalahkan tumbuhan lainnya," kata Bowman, seperti dikutip laman Livescience.

Meski jadi momok bagi pemadam kebakaran, pohon eukaliptus adalah tumbuhan favorit karena bisa tumbuh cepat dengan naungan tajuk yang lebar. Eukaliptus, menurut beberapa penelitian, juga membantu mengusir serangga dengan minyak beraroma tajam yang dihasilkannya.


LIVESCIENCE | CNN | GABRIEL TITIYOGA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

38 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

41 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

42 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

43 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

43 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

47 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya