McCarthy mengatakan, kemiripan manusia dan simpanse memang banyak ditemukan. "Tapi kami juga menemukan banyak ketidakmiripan karakteristik manusia dan primata itu," katanya. Ketidakmiripan itu, menurut McCarthy, adalah hasil hibridisasi waktu lampau dalam sejarah evolusi manusia.
Bahkan ada satu hewan yang memiliki semua ciri-ciri yang membedakan manusia dengan primata dalam kerajaan hewan. "Hewan itu adalah babi," kata McCarthy. Ia menjelaskan hipotesis yang mengherankan itu dalam Macroevolution.net. Meskipun hanya hipotesis, namun ia menyertakan bukti kuat sebagai pendukungnya.
Para ilmuwan menganggap bahwa simpanse adalah kerabat terdekat evolusi manusia dengan pembuktian genetik. Namun McCarthy menunjukkan, meski terdapat banyak kesamaan genetik, tapi ada sejumlah besar karakteristik anatomi yang membedakan keduanya. Perbedaan ini seperti kulit berbulu, lapisan lemak yang tebal, warna mata yang cerah, hidung menonjol dan bulu mata yang berat. Dan, menurut dia, karateristik ini justru lebih mirip dengan babi.
Memang, jaringan kulit babi dan katup jantung dapat dilakukan untuk pengobatan karena kesamaan dan kompatibilitasnya dengan tubuh manusia. McCarthy menjelaskan, percampuran babi dan simpanse pada masa lalu kemungkinan diikuti oleh generasi silang balik. Keturunannya menjadi lebih mirip simpanse ketimbang babi.
Hipotesis ini mengundang kritikan keras. Namun McCarthy percaya bahwa dalam kasus manusia dan makhluk lainnya, modifikasi hibrid dalam teori evolusi dapat menjelaskan berbagai fenomena. Bahkan teori evolusi Darwin pun kesulitan untuk menjelaskan.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.