Kurang Variasi Bakteri Picu Kanker Usus  

Reporter

Rabu, 11 Desember 2013 03:59 WIB

Ilustrasi usus. 123rf.com

TEMPO.CO, New York - Orang-orang yang tidak memiliki cukup variasi populasi bakteri di sistem pencernaannya punya resiko lebih tinggi terkena kanker usus. Penelitian menunjukkan orang yang didiagnosa menderita kanker usus ternyata memiliki bakteri buruk lebih banyak ketimbang yang bermanfaat.

"Untuk pertama kalinya, kami menemukan bahwa pasien dengan kanker usus besar dan dubur memiliki bakteri usus yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang sehat," kata Jiyoung Ahn, asisten profesor epidemiologi di NYU School of Medicine, New York. Hasil penelitian Ahn ini dipublikasikan dalam Journal of the National Cancer Institute edisi 6 Desember.

Ahn mengatakan, penelitiannya masih dalam tahap awal, namun membuka petunjuk adanya kemungkinan pengaruh mikroba di lambung terhadap perkembangan kanker. Kanker usus besar dan dubur adalah penyebab kedua kematian terbanyak akibat kanker di Amerika Serikat. Badan Kanker Amerika menyebutkan setiap tahun sekitar 50 ribu orang Amerika meninggal akibat kanker ini.

Usus manusia mengandung triliunan bakteri yang berperan dalam pencernaan, peradangan dan membentuk kekebalan tubuh. Para peneliti menemukan perbedaan komposisi bakteri usus mungkin berpengaruh pada kesehatan dan perkembangan kanker usus besar.

Para peneliti mengambil sampel feses dari 47 penderita kanker usus besar dan 94 orang sehat. Saat dibandingkan, sampel feses penderita kanker usus besar memiliki keragaman bakteri usus lebih sedikit. "Jumlah keragaman bakteri usus yang sedikit menandakan ketidakseimbangan populasi bakteri usus," kata Ahn.

Pada penderita kanker, jumlah bakteri Fusobacterium cenderung lebih tinggi. Ini adalah bakteri yang menyebabkan peradangan di usus dan memicu pertumbuhan kanker. Penderita kekurangan bakteri Clostridia yang berfungsi memecah serat dan karbohidrat. Bakteri inilah yang bisa menghambat perkembangan kanker usus besar.

Ahn mengatakan, perubahan pola makan seperti diet buah, sayuran dan kacang yang merupakan sumber serat serta obesitas diduga berpengaruh pada keragaman bakteri usus. Volker Mai, asisten profesor epidemiologi di Universitas of Florida di Gainsville, mengatakan diet, obesitas, aktivitas fisik mempengaruhi komposisi bakteri. "Sulit untuk menentukan apakah itu penyebab atau efek kanker usus besar," katanya.

LIVESCIENCE | GABRIEL TITIYOGA

Baca juga:

Prelude, Kapal Terbesar di Dunia

Jenis Burung Liar di Yogyakarta Bertambah

Samsung Luncurkan Kerabat Galaxy S4

Google: Kami Menang Melawan Phishing dan Spam

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya