Apa Pemicu Gempa Sukabumi?

Reporter

Kamis, 19 Desember 2013 17:00 WIB

Seorang penjaga keamanan berjalan melintasi gereja bersejarah Basilica Minore of Sto Nino yang rubuh akibat gempa bumi yang melanda Cebu, Filipina, Selasa (15/10). REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Bandung - Sumber gempa di daratan di daerah Sukabumi yang getarannya terasa hingga ke kawasan Puncak, Bogor, Rabu malam kemarin, diduga akibat pergerakan salah satu sesar atau patahan. Dari data titik pusat gempa BMKG, sesar yang bergerak itu adalah sesar Cimandiri atau sesar Walat.

Ahli gempa dari ITB Irwan Meilano mengatakan, ada sesar Walat yang garis patahannya sejajar dengan sesar Cimandiri dari barat ke timur. Ia menduga sesar Walat bergerak sehingga menimbulkan gempa. (Baca: Garut, Daerah Paling Rawan Bencana di Indonesia)

"Diduga, sumber gempa dari sesar lokal Walat, 30 kilometer di barat sesar Cimandiri," ujar dia kepada Tempo, Kamis, 19 Desember 2013.

Menurut Irwan, pada 2000 pernah terjadi peristiwa yang sama persis dengan gempa kemarin di Sukabumi. Untuk mengetahui kepastian sumber gempa, perlu dilakukan penelitian ke lapangan dan pantauan tingkat kerusakan hunian. "Dugaan awal, ini mirip kejadian sebelumnya," kata dia.

Dari catatan BMKG Bandung, gempa Sukabumi yang terjadi Rabu malam, 18 Desember 2013, pada pukul 21.14 WIB berkekuatan 4,5 skala Richter. Pusat gempa diketahui di darat, 8 kilometer barat daya Kota Sukabumi. Kedalaman gempa sekitar 5 kilometer.

"Lama gempa sekitar 1,5 menit dan yang terasa kuat selama 30 detik," kata petugas data dan informasi BMKG Bandung Ruhimat.

Intensitas gempa dangkal tersebut berkisar II-III MMI. Goyangan paling kuat terasa, kata Ruhimat, di Sukabumi. Namun sejauh ini belum ada laporan kerusakan rumah atau retakan ke BMKG Bandung. BMKG menduga sumber gempa akibat pergerakan sesar Cimandiri. "Sebab sesar itu jalurnya lewat Sukabumi," kata Ruhimat.

ANWAR SISWADI

Berita Terkait
Gempa 5,8 SR Guncang Simeulue
Gempa 5,2 SR Goyang Tasikmalaya Pagi Ini
Gempa 6,2 Skala Richter Guncang Pulau Morotai
Gempa 5,5 Skala Richter Guncang Kupang
Goyangan Gempa Bisa Dirasakan di Taman Pintar Yogya

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

26 menit lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

7 jam lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

9 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

23 jam lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 hari lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

1 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

1 hari lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya