Kacamata Ini Mampu Melihat Sel Kanker

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 13 Februari 2014 06:37 WIB

Kacamata untuk melihat sel kanker. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, St Louis - Ahli bedah bakal bisa mengidentifikasi dan mengangkat jaringan terinfeksi dari pasien kanker hanya dengan melihatnya. Para peneliti dari Washington University School of Medicine di St Louis telah mengembangkan kacamata yang membantu ahli bedah melihat secara fisik sel-sel kanker. Sel-sel itu bersinar biru jika dilihat melalui visor berteknologi tinggi.

Teknologi wearable itu digunakan selama operasi untuk pertama kalinya minggu ini. Percobaan lanjutan direncanakan akhir bulan ini. Alat itu harus melewati serangkaian uji klinis sebelum dapat digunakan secara luas.

Sel-sel kanker sangat sulit untuk dilihat, bahkan di bawah pembesaran berkekuatan tinggi. Kacamata ini dirancang untuk memudahkan ahli bedah membedakan sel-sel kanker dari sel-sel yang sehat, dan membantu memastikan tidak ada sel-sel tumor liar tertinggal selama operasi.

Operasi terobosan dilakukan di Alvin J. Siteman Cancer Center di Barnes-Jewish Hospital dan Washington University School of Medicine oleh dokter bedah payudara, dr Julie Margenthaler. "Kami berada di tahap awal teknologi ini, dan lebih banyak pengembangan dan pengujian akan dilakukan," kata dr Margenthaler sebagaimana dikutip Dailymail, Selasa, 11 Februari 2014.

Kacamata ini akan menghilangkan kebutuhan untuk operasi lanjutan dan rasa sakit, ketidaknyamanan dan kecemasan yang terkait. Dalam operasi saat ini, ahli bedah mengangkat tumor dari jaringan, juga akan mengambil sampel kecil jaringan di sekitarnya yang mungkin termasuk sel-sel kanker atau tidak termasuk. Sampel ini dikirim ke laboratorium patologi dan dilihat di bawah mikroskop.

Jika sel kanker ditemukan dalam sampel jaringan ini, pasien biasanya harus menjalani operasi putaran kedua untuk mengangkat jaringan ekstra yang juga diperiksa. Hal ini berlanjut hingga jaringan bersih.

Sebagai contoh, dr Margenthaler mengatakan bahwa antara 20 dan 25 persen pasien kanker payudara yang benjolannya telah diangkat memerlukan operasi kedua karena teknologi saat ini tidak mampu menunjukkan luasnya penyakit selama operasi pertama. Kacamata ini bisa mengurangi kebutuhan untuk prosedur tambahan ini, serta stres lanjutan pada pasien, juga pengorbanan waktu dan biaya.

Dalam studi yang dipublikasikan pada Journal of Biomedical Optics, peneliti menemukan bahwa tumor dengan diameter 1 milimeter--ketebalan sekitar 10 lembar kertas--dapat dideteksi.

Dr Ryan Fields, asisten profesor bedah Washington University dan ahli bedah di Siteman, berencana untuk memakai kacamata itu akhir bulan ini ketika ia melakukan operasi untuk mengangkat melanoma dari pasiennya. Simak berita tekno lainnya di sini.

ERWIN Z | DAILY MAIL

Berita lain
Alasan Dong Nguyen Menutup Flappy Bird
Nokia Lucurkan Ponsel Android di Barcelona
LG Sapience, Mesin Cuci Pintar Dikontrol Ponsel
Karena Flappy Bird, Don Nguyen Dihujat Orang
Desain Ulang Twitter Sengaja Mirip Facebook?









Berita terkait

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

14 jam lalu

Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.

Baca Selengkapnya

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

4 hari lalu

Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

5 hari lalu

Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

8 hari lalu

Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

8 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

15 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

17 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

19 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

20 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

22 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya