Reaktor nuklir untuk pembangkit listrik di Prancis. Ilustrasi.
TEMPO.CO, Lancashire – Bocah 13 tahun dari Penwortham Priory Academy, Lancashire, Inggris, berhasil mencatatkan namanya sebagai ilmuwan nuklir amatir termuda setelah ia berhasil mengembangkan panel kontrol untuk peleburan nuklir.
“Ini sebuah prestasi. Ini benar-benar luar biasa. Aku tidak bisa percaya meskipun teman-teman menganggapku gila,” kata Jamie, seperti dikutip Daily Mail, Kamis, 6 Maret 2014.
Prestasi Jamie dimulai pada tahun lalu saat ia mempresentasikan makalahnya untuk meminta dukungan dana kepada sekolah. Tak disangka, proposal itu pun disetujui dan bocah berambut pirang ini mendapat bantuan dana £ 3.000 atau setara dengan Rp 57 juta.
Berbulan-bulan Jamie, dengan bantuan seorang guru yang menjadi tutornya, mengerjakan proyeknya di laboratorium sekolah. Hingga akhirnya reaktor itu selesai menjelang ulang tahunnya ke-14 pada akhir pekan ini.
Keberhasilan Jamie membawa namanya menjadi ilmuwan amatir termuda, mengalahkan Taylor Wilson, bocah 14 tahun asal Amerika yang juga menciptakan reaktor nuklir.
Meski reaktor milik Jamie baru bisa menciptakan energi dalam skala kecil, tapi sejumlah ilmuwan profesional percaya alat ini kelak bisa dikembangkan menjadi pembangkit nuklir dengan skala lebih besar, sehingga bisa dimanfaatkan untuk bahan bakar murah dan pembangkit listrik ramah lingkungan.