TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti dari Google menemukan Heartbleed Bug yang merupakan salah satu kelemahan keamana internet yang paling serius dalam beberapa tahun belakangan ini. Sejumlah situs dan komputer pengguna terancam mengalami pembobolan keamanan.
Menurut laporan, bug yang menyerang komputer itu kabarnya sudah diketahui oleh National Agency Security (NSA) sejak dua tahun lalu. Bahkan, NSA dilaporkan meanfaatkan bug tersebut demi mendapatkan password dan infromasi dasar untuk operasi peretasan. Namun, pihak NSA membantahnya.
"Laporan bahwa NSA atau intelijen lain dari pemerintah tahu tentang Heartbledd sebelum April 2014 itu tidak benar. Pemerintah menganggapi hal ini dengan serius dan akan membantu menjaga internet agar tetap aman dan dapat dikendalikan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Caitlin Hayden, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Sabtu, 12 April 2014.
Heartbleed menyerang standar enkripsi OpenSSL yang menyimpan sejumlah data dan informasi sensitif yang dilindungi dalam jangkauan luas. OpenSSL ini digunakan pada hampir pada semua situs besar di internet seperti Facebook, Google, Twitter, dan Yahoo.
Berdasarkan laporan, lebih dari seribu domain situs masih dalam status rentan sejak Jumat sore kemarin. Namun sejak Heartbleed terdeteksi, sejumlah perusahaan telah memberikan imbauan kepada pengguna bahwa situs mereka masih rentan untuk diakses.