TEMPO.CO, Jakarta - Microsoft dilaporkan mengalami gangguan bug pada mesin pencari Internet Explorer, Sabtu, 26 April 2014. Gangguan ini bisa menjadi celah bagi "orang tak bertanggung jawab" untuk memanfaatkan informasi pengguna. Pemerintah Amerika Serikat langsung merespons kejadian itu dengan melarang masyarakat tidak lagi memakai Internet Explorer.
"Kami meminta masyarakat untuk tidak menggunakan Internet Explorer dulu sampai Microsoft bisa menyelesaikan bug ini," kata Tim Kesiapan Komputer Darurat (CERT) di Amerika Serikat, seperti dilaporkan CNET, Senin, 28 April 2014.
Larangan ini berlaku untuk Internet Explorer versi 6 sampai 11 yang digunakan lebih dari setengah pasar desktopbrowser global. Microsoft juga sempat menyatakan dalam blog-nya bahwa kerentanan yang disebabkan oleh bug ini bisa membuat peretas dengan mudah "masuk" ke dalam komputer mereka.
"Seorang peretas berhasil mengeksploitasi kelemahan ini dan dapat mengambil kendali terhadap sistem yang terpengaruh," demikian pernyataan perusahaan.
Larangan juga dikeluarkan dari pihak CERT di Inggris. Mereka meminta masyarakat beralih ke mesin pencari browser lainnya, seperti Chrome, Mozilla, Buzz, atau Safari.
Adapun Microsoft dan Departemen Keamanan Dalam Negeri di kedua negara belum mau menanggapi larangan ini secara serius. Namun, berdasarkan hasil statistik dari NetMarketShare sejak larangan dikeluarkan, jumlah penjelajah dunia maya dengan mesin pencari itu memang agak berkurang.
BRI dan Microsoft Eksplorasi AI untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia
11 hari lalu
BRI dan Microsoft Eksplorasi AI untuk Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia
Sebagai bentuk dukungan penuh terhadap inklusi keuangan di Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, berkolaborasi dengan Microsoft untuk mengeksplor Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning