Menengok Teknologi Masa Depan Fujitsu  

Reporter

Senin, 26 Mei 2014 01:39 WIB

Autentikasi melalui pembuluh darah di telapak tangan dimungkinkan berkat microchip mini berdiameter 5 milimeter ini. FUJITSU.COM

TEMPO.CO, Jakarta - Bayangkan ketika suatu saat Anda tak perlu lagi mengeluarkan kartu kredit atau uang untuk membayar barang yang Anda beli. Cukup tunjukkan telapak tangan dan transaksi pun berlangsung. Atau menyetir mobil sembari membaca buku dan memakan salad yang benar-benar steril lantaran ditanam di dalam laboratorium. Ini hanya sebagian kecil dari kehidupan pada masa mendatang yang menjadi fokus perhatian Fujitsu dalam mengembangkan teknologi masa depan.

“Kami ingin terus berinovasi dan berekspansi di Eropa maupun negara-negara berkembang,” kata Masami Yamamoto, Presiden Fujitsu Limited, dalam acara roundtable bersama beberapa jurnalis dari berbagai negara, termasuk Tempo, pada hari kedua Fujitsu Forum 2014, acara pameran teknologi tahunan terbesar perusahaan tersebut yang digelar di gedung Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, 15-16 Mei lalu.

Setelah sukses menciptakan Supercomputer K, komputer tercepat di dunia saat ini, Fujitsu kini mencoba menghadapi tiga tantangan utama dalam dunia digital: Big Data (gelombang informasi besar yang kerap terlupakan), Komputasi Awan, dan Human Centric Intelligent Society—sebuah kehidupan masa depan yang lebih baik, di mana masyarakat dapat merasakan kedamaian dan keamanan dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan.

Itulah gambaran kehidupan pada masa depan yang sudah di depan mata, dari perubahan orientasi perusahaan, ekosistem digital, hingga dunia yang saling terhubung berbasis teknologi informasi dan komunikasi. “Itulah perubahan radikal dari kehidupan yang segera harus kita hadapi,” ucap Yamamoto.

Lebih dari itu, analis asal Amerika Serikat, Vernon Turner, mengatakan pada 2020 dunia akan disesaki oleh sekitar 30 miliar (ada pula yang menaksir sekitar 50 miliar) perangkat digital yang saling terhubung. Itu sebabnya, sejak sekarang membentuk masyarakat cerdas perlu segera dilakukan. Pada 2030, dunia akan dihuni oleh sekitar 8 miliar orang, 60 persen di antaranya berada di perkotaan, seperti prediksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Ketika berbagai perangkat digital saling terhubung dan berbagi, nilai baru dalam masyarakat terbentuk. “Saat itu terjadi, merek perusahaan tak lagi bisa hanya bergantung pada satu produk,” kata Yamamoto. “Benar bahwa menempelkan logo perusahaan di sebuah ponsel pintar, misalnya, merupakan interaksi komunikasi langsung dengan konsumen. Tapi, di dunia saling terhubung, perangkat keras tak bisa lagi berdiri sendiri dan harus ditopang oleh perangkat lunak. Ini menjadi sangat penting untuk membangun sebuah masyarakat baru.”

Contohnya, bila ada orang yang terluka akibat kecelakaan lalu-lintas. Dalam satu masyarakat yang terhubung dengan pusat data, petugas penolong, ambulans, polisi, dan dokter memiliki akses ke database secara real-time. Mereka dengan cepat mengetahui bagaimana kondisi lalu lintas di tempat kejadian, gejala apa yang dialami pasien, rumah sakit mana yang memiliki peralatan medis paling memadai untuk kasus ini, dan sebagainya. Tujuannya tentu untuk memangkas waktu agar tak terbuang percuma, juga biaya, dan terutama dalam memberi layanan terbaik untuk menyelamatkan nyawa korban. Itu hanyalah contoh bagaimana teknologi diterapkan dalam satu aspek kehidupan.

Teknologi Tepat Guna

Pada masa depan, Fujitsu juga menyiapkan teknologi yang belum terbayangkan saat ini, seperti mobil yang dilengkapi dengan kamera di sekitarnya dan komputer untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau memudahkan pengendara dalam mengakses data lalu-lintas. Berkat terpasangnya kamera tersebut pengendara dapat dengan mudah mengetahui kondisi di sekeliling kendaraan, persis seperti yang dilakukan oleh Google dalam konsep mobil pintarnya.

Dalam bidang teknologi informatika, di mana Fujitsu adalah terdepan di Jepang dan kedua di dunia dalam hal pendapatan setelah IBM, salah satu teknologi yang sedang dalam tahap uji coba adalah autentikasi melalui pembuluh darah di telapak tangan. Jika saat ini mesin presensi mampu mengenali identitas seseorang melalui sidik jari, teknologi yang sedang dikembangkan Fujitsu adalah mengenali identitas seseorang lewat pembuluh darah di telapak tangan.

Hal tersebut dimungkinkan berkat pengembangan microchip mini berdiameter 5 milimeter. Yang menarik, identifikasi itu bisa dilakukan hanya dalam dua detik dari 10 juta database yang terekam. “Jadi, diri kita adalah identitas kita. Tak perlu lagi membawa kartu kredit atau kartu identitas kita setiap keluar rumah,” kata Masayuki Kato, Kepala Strategi Riset dan Pengembangan Serta Perencanaan di Fujitsu Laboratorium.

Selain itu, ada pula teknologi yang berguna untuk para orang tua yang disebut dengan tongkat ultratech. Tongkat pintar ini selain bisa menunjukkan arah karena dilengkapi dengan layar LCD, juga dapat memonitor kondisi kesehatan pengguna serta perilaku kebiasaannya. Ada juga kalung pintar untuk binatang piaraan. Kalung ini sangat berguna untuk memantau kondisi kesehatan binatang piaraan. “Kalung ini sudah dijual untuk umum, tapi hanya bisa dikenakan pada anjing,” ucap Kato.

Teknologi masa depan lainnya yang menarik adalah pendeteksi mata orang. Sensor yang cukup sensitif dapat membaca arah mata orang ketika berbelanja di supermarket. Informasi yang didapat lalu direkam. Informasi itu berupa seberapa lama orang tersebut menatap barang yang diinginkan dan barang apa saja yang dibeli. Informasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi pemasaran tentang barang apa saja yang menjadi incaran konsumen.

Selain itu, teknologi ini dapat mencatat kebiasaan dan perilaku konsumen dan disimpan dalam database. Ketika orang tersebut masuk ke sebuah toko, layar di depan pintu akan menampilkan promosi barang-barang yang sering ia beli di toko tersebut. Informasi yang ditampilkan akan berbeda untuk setiap pengunjung, sesuai dengan data yang sudah terekam sebelumnya.

Semua itu tak akan bisa terjadi tanpa adanya Big Data. “Kami sadar apa yang menjadi perhatian orang-orang, terutama privasi,” kata Yamamoto. “Tapi masa depan adalah seperti itu. Anda akan membagi hampir semua informasi yang ada. Bila perusahaan ingin tetap bersaing pada masa mendatang, mereka harus fokus pada hal seperti ini. Dan kami di Fujitsu ingin menempatkan manusia sebagai pusat inovasi teknologi tersebut.”

FIRMAN ATMAKUSUMA

Berita lain:
Remaja Ukur Status Sosial dari Makanan dan Ponsel
Ilmuwan Buat Drone Terinspirasi dari Alam
Organisasi Laut Buat Petisi Perlindungan Paus
eBay Pastikan Data Pengguna Aman
Sirip Buatan Bantu Kura-kura Ini Kembali Berenang
Google Gaet Perusahaan Satelit Bisnis?
Apple Tarik Game Mariyuana dari App Store

Berita terkait

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

35 hari lalu

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

6 Februari 2024

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

Barangkali tak dibayangkan Prabowo, pengamat telekomunikasi yang pernah bekerja di Jerman ini sebut bikin pabrik ponsel di Indonesia tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

5 Februari 2024

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

Pemerintah perlu menyediakan insentif untuk membangun dan memperkuat teknologi informasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

5 Februari 2024

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

5 Februari 2024

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

Berita dari ITB puncaki Top 3 Tekno terkini. Tapi yang mendominasi adalah berita dari debat capres yang bahas teknologi informasi dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

4 Februari 2024

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

Pakar teknologi informasi dari ITB mengatakan rezim baru perlu melakukan digitalisasi dan pencerdasan secara masif untuk transformasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

21 Desember 2023

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

BlackBerry secara mengejutkan melaporkan laba kuartalan, didukung oleh tingginya permintaan layanan keamanan siber di tengah maraknya ancaman online.

Baca Selengkapnya

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

8 Desember 2023

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

Data Tracxn Technologies Limited yang mencatat hingga Juni 2023 ada 198 startup Indonesia yang memanfaatkan AI dalam penyediaan layanannya.

Baca Selengkapnya

Teknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid

18 November 2023

Teknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid

Pemerintah mengajak lebih banyak masyarakat menggunakan teknologi dalam proses belajar mengajar. Harapannya lebih banyak lahir talenta digital.

Baca Selengkapnya

Jurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK

10 Oktober 2023

Jurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK

Program PembaTIK diharapkan bisa meratakan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kreativitas para guru dalam menyajikan sistem pembelajaran.

Baca Selengkapnya