TEMPO.CO, Jakarta - Siapa tak kenal game Tetris. Game puzzle ini adalah permainan yang paling sukses di dunia dengan penjualan 170 juta kopi dari berbagai konsol dan platfrom. Tak terasa kini game yang bisa menyebabkan kecanduan ini telah memasuki usia ke-30 tahun.
Tetris diciptakan oleh Alexey Pajitnov pada 1984 di Rusia. Tetris makin populer di era Nintendo Game Boy pada 1989. Hingga saat ini Tetris terus dikembangan dalam berbagai versi di berbagai platform, tapi tidak menghilangkan konsep dasarnya. (Baca: Main Tetris Bisa Sembuhkan Penyakit Mata Ini)
Pada 14 Maret 2014, Tetris Company mengumumkan kesepakatan bahwa Tetris akan tersedia dalam platform game terbaru, seperti Xbox One dan PlayStation 4. Pada 16 Maret 2014, Tetris tampil dalam upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin Sochi dengan mengubah lantai stadion menjadi kubus Tetris. (Baca: Bermain Tetris Bisa Menyehatkan)
Cara bermain Tetris sebenarnya cukup mudah. Pemain diminta untuk menyusun balok-balok dengan bentuk huruf I, L, J, O, S, T, dan Z yang bisa diputar horisontal atau vertikal. Tidak ada batasan skor dalam game ini. Jadi, pemain bisa bermain selagi mereka sanggup dan punya waktu luang.
"Pertama kali saya membawa game ini ke sekolah, teman-teman saya melihatnya. Mereka mencoba game ini dan ternyata mereka malah ketagihan," kata Pajitnov dalam wawancara dengan TIMES, Jumat, 7 Juni 2014.
Meskipun sederhana, Tetris beberapa kali menerima penghargaan sebagai game terbaik. Game ini mendapat penghargaan sebagai Greatest Game of All The Time oleh Electronics Gaming Monthly dan juara kedua dalam 100 Greatest Game of All The Times oleh IGN pada 2007. (Baca: Game Tetris Kurangi Trauma)