HP Slate7 VoiceTab, sabak digital teranyar dari Hewlett Packard yang bisa digunakan untuk telepon dan mengunggulkan fitur suara. Gsmarena.com
TEMPO.CO, Nusa Dua - Hewlett Packard tampaknya ingin berfokus pada sabak digital. Pasalnya, kata General Manager Consumer Mobility HP Todd Achilles, produk tersebut mampu menjalankan banyak fungsi, baik hiburan maupun produktivitas.
"Kami ingin membangun portofolio lewat sabak digital," kata Todd di Nusa Dua, Bali, pekan lalu. Dia mengakui ada rentang waktu yang sangat panjang sejak HP pertama kali memperkenalkan sabak digital berbasis open source, Palm, pada 2011.
Ia enggan mendetail alasan ihwal panjanganya rentang waktu tersebut. Sampai akhirnya, pada 2014, sabak digital HP kembali muncul lewat seri HP Slate 6 VoiceTab, Slate 7 VoiceTab, dan HP 7. Ketiga produk tersebut mengunggulkan komunikasi lewat suara.
Dia mengklaim, teknologi canggih penunjang kualitas suara belum ada di sabak digital merek lain. "Kami ingin menjual produk yang memiliki diferensiasi dibandingkan dengan produk yang sudah ada," katanya.
Todd sependapat bahwa tren sabak digital yang harganya semakin murah. Menurut dia, sudah seharusnya produsen menjual produk dengan harga terjangkau, namun dengan tetap mengutamakan kualitas.
HP mencoba membidik pasar yang cukup luas lewat sabak digitalnya. Slate 6 VoiceTab dan Slate 7 VoiceTab ditargetkan untuk konsumen kelas menengah. Sedangkan HP 7 ditujukan bagi konsumen pemula.
Slate 6 VoiceTab dan Slate 7 VoiceTab diklaim laris manis di India dan Indonesia. Menurut Todd, keduanya juga bakal diperkenalkan di Eropa. HP pun ingin mengulang kesuksesan tersebut lewat HP 7 yang memiliki kode nama Bali. Untuk mengawalinya, sabak digital ini baru terbatas dipasarkan di Tanah Air.
Ihwal produk dengan harga yang ramah di kantong, dia enggan mengungkapkan mengenai kemungkinan HP menjual ponsel pintar murah. "Saya tidak bisa berkomentar mengenai rencana jangka panjang," kata Todd.