TEMPO.CO, Jakarta - Sembilan puluh enam tahun lalu, Nelson Mandela dilahirkan. Dalam perjalanan hidupnya, Nelson menjadi sosok pemimpin yang membawa perubahan bagi seluruh dunia. Ia dikenang sebagai pejuang anti-perbedaan ras (apartheid). Peringatan ulang tahun "Bapak Negeri" Afrika selatan ini masuk ke dalam Google Doodle edisi hari ini, Jumat, 18 Juli 2014.
Pada hari kelahiran Mandela yang jatuh pada 18 Juli, Google memasangkan foto pria yang meninggal pada 5 Desember 2013 itu dengan sebuah ilustrasi yang indah. Di sisi kanan banner, terdapat tombol 'Play' dan jika diklik akan muncul kutipan dari Mandela yang paling terkenal. Terdapat pula adegan dalam film biografinya berjudul Long Walk to Freedom.
Mandela dikenal sebagai seorang dermawan yang memerangi perbedaan antar-ras, khususnya di Afrika Selatan. Ia meninggal akibat infeksi paru-paru. Kepergiannya ini meninggalkan duka bagi mereka yang menghormatinya.
Ia menjabat sebagai Presiden Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1991-1997. Selain itu, Mandela pernah menjadi Sekretaris Jenderal Gerakan Non-Blok pada 1998-1999. Pria yang suka memakai batik ini lalu menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan pada 1994-1999. Namun Nelson juga pernah dipenjara selama 27 tahun karena dituduh melakukan sabotase dan konspirasi untuk menggulingkan negara. (Baca: Batik Mendunia karena Nelson Mandela)
<!--more-->
Di dalam penjara, Mandela belajar ilmu hukum dan Afrikaans, bahasa Jerman Barat yang dituturkan di Afrika Selatan dan Namibia, untuk berbicara dengan orang-orang sekitarnya. (Baca: Indonesia Berduka atas Wafatnya Nelson Mandela)
Pada 1980-an, slogan "Bebaskan Mandela" mulai menyebar untuk menuntut pembebasan pria kelahiran Mvezo, Afrika Selatan, itu. Namun upaya tersebut gagal karena sekutu perang dingin Afrika Selatan menilai Mandela sebagai teroris komunis.
Mandela akhirnya dibebaskan setelah tembok Berlin dihancurkan pada 8 Juni-8 Juli 1990. Setelah bebas, Mandela berperan penting dalam kesetaraan ras di Afrika Selatan dan menghapus apartheid atau politik diskriminasi warna kulit.
"Tidak ada orang yang lahir membenci orang lain karena warna kulitnya, latar belakang, atau agamanya. Orang belajar untuk membenci. Jika mereka bisa belajar untuk membenci, mereka dapat belajar untuk mencintai. Sebab, cinta datang lebih alami di hati manusia kepada lawannya," begitu kutipan perkataan Mandela tentang kesetaraan.