Teror ISIS di Internet Susah Dihentikan  

Reporter

Jumat, 22 Agustus 2014 11:29 WIB

Anggota ISIS.lbcgroup.tv

TEMPO.CO, Jakarta - Twitter memutuskan menghapus video dan akun yang menyebarkan video pemenggalan wartawan Amerika Serikat, James Foley, oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) beberapa waktu lalu. Namun ancaman ISIS di media sosial dan Internet tidak bisa dihentikan begitu saja. (Baca: Twitter Hapus Video ISIS Penggal Wartawan AS)

Sejumlah media internasional menyebutkan ISIS akan beralih menggunakan layanan Diaspora. Diaspora adalah jaringan terdesentralisasi yang menyimpan data di sejumlah server independen atau pod yang tidak bisa dikontrol administrator mana pun. Jika benar ISIS beralih ke Diaspora, ISIS masih bisa "gentayangan" di Internet.

"Tidak bisa dihindari jika ISIS akan menggunakan Diaspora. Sebab, tidak ada jalan bagi tim untuk memanipulasi atau menghapus isi dari kode tertentu di dalam jaringan yang sudah terlanjur masuk," kata pencipta Diaspora, Dan Grippi, seperti dilaporkan BBC News, Kamis, 21 Agustus 2014.

Drippi khawatir layanannya akan digunakan oleh ISIS untuk menyebar ancaman, merekrut anggota, atau memuat konten yang berbahaya. "Tapi, dengan isu yang cukup membahayakan ini, kami akan segera mengumpulkan akun yang terkait dengan ISIS yang tersebar di sejumlah pod," kata Dripper.

Sejauh ini, Dripper menjelaskan, pod dalam jumlah besar telah menghapus akun dan pos yang berkairan dengan ISIS. Penghapusan juga mencakup akun dengan pengunjung terbanyak pada JoinDiaspora.com yang diperkirakan akan jadi distribusi utama.

Jamie Barrlett, yang membahas layanan Internet tersembunyi dalam buku The Dark Net, menjelaskan, tidak banyak yang bisa dilakukan Diaspora jika ISIS telah menggunakan layanannya.

"Tidak banyak yang bisa dilakukan. Teorinya, layanan terdesentralisasi merupakan celah yang sulit diawasi. Sekali Diaspora diawasi, perangkat lunaknya akan semakin pintar dan jadi sulit dideteksi," kata Bartlett.

Adapun nama ISIS sedang populer di pencarian berita lewat Google. Pencarian dengan kata kunci "ISIS" di Google sepuluh kali lebih banyak dibanding kelompok Islam lain, seperti Al-Qaeda, Al-Shabaab, dan Taliban. (Baca: ISIS Makin Populer di Google dan Twitter)




RINDU P. HESTYA | BBC NEWS







Berita Lain:
ISIS Makin Populer di Google dan Twitter
Google Luncurkan Street View Empat Kota Indonesia
Program PLTN Indonesia Fase I Lulus Evaluasi IAEA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

22 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

23 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

26 hari lalu

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

31 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

32 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

34 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

34 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

34 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya