Menurut penelitian Universitas Leicester, Raja Richard III tewas dengan 11 luka senjata pertengahan, dengan satu luka tusukan pedang yang menembus kepalanya. Ia juga memiliki 9 luka di kepala akibat terkena senjata secara langsung tanpa mengenakan helm pelindung. REUTERS/Darren Staples
TEMPO.CO, Leicester - Raja Inggris Richard III tewas secara mengenaskan pada pertempuran melawan Lancastrians. Ini merupakan temuan yang dilansir di Livescience, 16 September 2014. Peperangan tersebut diakhiri dengan pengangkatan Henry Tudor sebagai raja Inggris, sementara jasad Richard III hilang.
Legenda selama ini mengisahkan Richard III, raja terakhir dari Dinasti Plantagenet tewas dalam peperangan Bosworth Field pada 22 Agustus 1485. Hanya dua tahun setelah Richard III naik takhta.
Cerita masyarakat ini diperkuat dengan penemuan tubuh raja yang hilang tersebut pada September 2012. Jasad tersebut ditemukan di sebuah tempat parkir di Leicester, Inggris. Namun, pemeriksaan postmortem sempat tertunda lantaran beberapa alasan. (Baca: Makam RichardIII Ditemukan di Bawah Lahan Parkir)
Setelah diteliti, hasilnya pun mencengangkan. Para peneliti menemukan lusinan bekas tusukan di tubuh Richard III. Juga dua serangan yang berakibat fatal, di bagian kepala.
Richard III lahir di Inggris pada 2 Oktober 1452. Dia merupakan anak bungsu dari Richard II dan ibu bernama Cecily Neville. Tak ada yang menyangka bahwa dialah pemegang takhta selanjutnya.
Hidup Richard berubah pada usia remaja ketika keluarganya, House of York, mengobarkan panji Perang Roses melawan Lancastrians untuk meluaskan daerah kekuasaan. Ayah Richard, paman dan saudara tewas dalam pertempuran Desember 1460 itu.
Saudara Richard, Edward, juga dikalahkan Henry VI dan pendukung Lancastrian pada bulan Februari 1461. Richard muda kemudian diangkat menjadi pangeran pada tahun yang sama. akhirnya, Richard menyandang gelar Duke of Gloucester.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.