Studi: Bau Tubuh Mampu Jelaskan Ideologi Politik  

Reporter

Rabu, 24 September 2014 09:28 WIB

Pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Jokowi (kiri) dan Ahok (kanan) bersama Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto usai mendaftar di KPUD Jakarta, 19 Maret 2012. Keduanya dicalonkan oleh partai PDI Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia (Gerindra). TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Pennsylvania - Aroma pandangan politik Anda mungkin memang dapat dicium (dalam arti harfiah), setidaknya bagi mereka yang tak sepandangan. Sebuah studi baru yang diterbitkan di American Journal of Politics Science pada awal bulan ini mengungkap bahwa orang lebih dapat menghirup aroma mereka yang sepandangan sikap pandangan politik meski memang tak ada hubungan antara bau dan pola suara yang dikeluarkan.

Meski kecil, preferensi alam bawah sadar ini bisa menjelaskan mengapa orang tertarik dengan mereka yang memiliki pandangan politik yang sama. Mungkin, memang kecocokan memiliki aroma.

“Anda akan menerima dari luar sana sesuatu yang secara politis sama,” ujar peneliti politik di Pennsylvania State University, Pete Hatemi, seperti dikutip dari Livescience.com, Rabu, 24 September 2014. “Dan akan membuat Anda sedikit tertarik untuk tetap bertahan.”

Sebelumnya telah banyak penelitian tentang kecocokan pandangan politik pada sejoli. Jumlahnya lebih banyak ketimbang kecocokan berkeyakinan. Kurang lebih, beberapa penelitian tersebut menyatakan bahwa suatu hubungan tak berpengaruh besar pada tampilan seseorang. Yang lebih berpengaruh adalah kecocokan pandangan politik.

Penelitian Hetemi ini berkesimpulan sebaliknya. “Orang akan menanggalkan pandangan politiknya saat pendekatan dengan seseorang,” ujar Hetemi. Hanya, ujar dia, memang ada kecenderungan seseorang mencari pasangan yang mirip seperti mereka.

Lebih lanjut, penelitian Hetemi mengungkap fakta bahwa sikap politik dapat berbeda dan mengakar lantaran kepribadian dan keyakinan dasar tiap-tiap individu. Ini dipengaruhi oleh komponen biologis manusia. Melalui scanning otak terlihat isyarat ketakutan berbeda pada spektrum yang berbeda pula.

Dalam penelitian, Hetemi dan timnya merekrut 146 relawan berusia 18 sampai 40 tahun dari universitas dan masyarakat sekitar. Kemudian mereka diajukan beberapa pertanyaan tentang keyakinan politik masing-masing.

Para peneliti meminta 21 relevan, yang diidentifikasi berpikiran liberal atau konservatif, mengenakan kain kassa yang ditempel di ketiak mereka selama 24 jam. Untuk mencegah terkontaminasi aroma harum, para peserta tak diperbolehkan mandi atau memakai deodorant. Bahkan, peserta tak diizinkan tidur satu ranjang dengan orang lain.

Di lain pihak, 125 relawan lainnya diminta untuk mengambil bau bantalan tersebut tanpa mengetahui bekas siapa bantal tersebut. Kemudian kelompok ini diminta menilai dalam skala lima dan menduga keringat tersebut milik ideologi mana.

Hasilnya, bau tak memberikan petunjuk secara sadar terhadap ideologi tertentu. “Orang tak mampu membedakan keringat milik si konservatif atau si liberal,” ujar Hetemi. Namun, menurut dia, preferensi mereka mengerucut pada ideologi paling dekat.

Tak berhenti sampai situ, para peneliti juga menguji faktor-faktor demografi, tetapi efeknya kecil, dan perlu direplikasi dengan peserta lain sebelum hasil diambil. Temuan statistik mengungkap faktor ini hanya berperan sebesar 10 persen.

Memang, kata Hetemi, mungkin ada alasan lain, terutama hubungan antara cinta dan ideologi. “Pada akhirnya ini berkaitan dengan penyelarasan akhir,” ujar pakar hubungan internasional Universitas Brown, Rose McDermott.

AMRI MAHBUB

Baca juga:


Atasi Demo FPI, Polisi Siapkan 500 Personel
Interior Daihatsu Gran Max Caravan, Apa Isinya?
Ariel Risih Ditanyai Soal Sophia Latjuba
Anas dan 466 Politikus yang Dijerat Kasus Korupsi
Panas-panasan, Berapa Honor SPG Cantik IIMS 2014?

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

35 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya