Ini Sebaran 117 Juta Danau di Muka Bumi

Reporter

Rabu, 1 Oktober 2014 06:35 WIB

Keindahan Danau Air Asin Weekuri yang dilihat dari atas tebing tinggi yang berada di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, (1/10). TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Umea - Bumi dipenuhi oleh 117 juta danau yang mencakup area seluas 5 juta kilometer persegi atau 3,7 persen dari total daratan. Lalu, di mana saja persebaran danau-danau itu? Hasil penelitian terbaru menunjukkan mayoritas danau berada di belahan bumi utara. (Baca juga: Mengenal Fenomena Babi Kutub)

"Lokasinya 45-75 derajat Lintang Utara," kata David Seekell, pemimpin tim ilmuwan dari Umea University di Swedia, seperti dikutip dari Livescience.com, Selasa, 30 September 2014. Kawasan ini, antara lain, meliputi Kanada, Rusia, Alaska, dan Eropa Utara.

Belahan bumi utara lebih banyak dipenuhi danau karena merupakan hasil perpaduan antara hamburan tektonik dari lempeng benua dan pasang surut lapisan gletser. "Dataran cukup besar yang tergores oleh gletser zaman es meninggalkan jutaan lubang danau," Seekell mengatakan. Kondisi itu berbeda dengan belahan bumi selatan yang luas daratannya lebih kecil.

Laporan penelitian menyebutkan mayoritas danau, berjumlah sekitar 90 juta, termasuk dalam kategori danau kecil. Ukurannya berkisar 0,2 sampai 1 hektare. Luas danau kecil itu setara dengan 1,9 kali lapangan sepak bola Amerika. (Baca: Berapa Jumlah Seluruh Danau di Bumi?)

Selain itu, sebagian besar danau berada di daerah dengan ketinggian rendah. Seekell mengatakan sekitar 85 persen dari total danau ditemukan pada ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut.

Penelitian yang mengacu pada data satelit beresolusi tinggi Landsat 8 dan superkomputer ini mengecualikan Laut Kaspia. Danau terbesar di dunia ini meliputi wilayah sekitar 371 ribu kilometer persegi. Antartika dan Greenland juga tidak masuk hitungan. "Antartika memiliki sekitar 400 danau yang terkubur oleh es," ujar Seekell.

Tim ilmuwan berencana segera merilis data hasil pengamatan danau. Mereka juga berniat untuk rutin memperbarui data karena keberadaan danau di permukaan bumi tidak akan kekal. "Di beberapa bagian bumi, mereka menghilang cukup cepat," Seekell menambahkan.

Di daerah tertentu di Rusia dan Alaska, misalnya, kenaikan suhu bisa menyebabkan tanah beku permanen atau permafrost mencair sehingga danau-danau kecil mengering. Mencairnya tanah beku di bawah danau ibarat retakan pada lambung kapal. Air akan mengalir keluar dari bagian dasar danau. (Baca juga: Arktik Memanas, Hutan Purba Nunavut Hidup Kembali)

Kekeringan yang berlebihan juga menyebabkan danau menyusut secara cepat. Di Cina utara, sebagai contoh, lebih dari 100 danau telah lenyap sepanjang 2000-an akibat kekeringan parah.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI




Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

3 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

43 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

43 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

43 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.

Baca Selengkapnya