Begini Peran Tangan Dominan Manusia  

Reporter

Rabu, 1 Oktober 2014 15:28 WIB

Presiden Softbank Corp. Masayoshi Son (kanan) dan robot Pepper, melambaikan tangan pada konferensi pers di Urayasu, Jepang (5/6). Robot humanoid beroda ini mampu menunjukkan ekspresi dan membuat orang terhibur. AP/Kyodo News

TEMPO.CO, Lancaster - Manusia cenderung lebih menggunakan tangan dominan untuk membandingkan besaran sesuatu benda. Ini menunjukkan bahwa seseorang akan menggunakan tangan mereka sebagai "penguasa" dalam mengukur dunia di sekitarnya.

"Tubuh manusia merupakan sebuah persepsi metrik, yang berarti mereka lebih cenderung merasakan perubahan dunia berdasarkan rabaan tangan," tulis Sally Linkenauger, ahli psikologi dari Lancaster University, Inggris, dalam jurnal Association for Psychological Science baru-baru ini. (Baca juga: Studi: Bau Tubuh Mampu Jelaskan Ideologi Politik)

Untuk mengukur dunia di sekitar kita, manusia harus dapat menerjemahkan informasi yang masuk melalui mata menjadi unit-unit tersendiri. Menurut Linkenauger, tangan adalah metrik yang sangat efektif untuk mengukur unit-unit tersebut. Sebab, sangat memungkinkan bagi manusia untuk mengirimkan informasi tentang ukuran obyek sebelum mengambil tindakan pada obyek itu.

Seperti dikutip Sciencedaily.com, Rabu, 1 Oktober 2014, Linkenauger dan timnya berpendapat bahwa tangan yang dominan menjadi metrik utama dalam berinteraksi dengan obyek, baik itu melalui sentuhan atau pegangan. (baca juga: Sabar Bisa Dilihat dari Gerakan Mata)

Menggunakan proses pembesaran, para peneliti melakukan beberapa percobaan untuk menguji apakah tangan dominan konstan digunakan sebagai metrik. Dalam lima percobaan, peserta penelitian memakai tangan dominan mereka untuk menyentuh barang-barang yang sudah dibesarkan 18 persen.


Hasilnya menunjukkan bahwa peserta konsisten menggunakan tangan yang dominan untuk menyentuh obyek. Sementara saat obyek dikecilkan, tangan dominan masih berusaha merasakan keberadaan obyek tersebut. "Dalam kebanyakan kasus, tangan dominan tetap berupaya pada apa yang mereka rasakan ketika menemukan obyek yang lebih kecil dari tangannya," ujar Linkenauger.

Menurut Linkenauger, kondisi ini mungkin memiliki dampak terhadap kondisi neurologis tertentu dan rehabilitasi fisik seseorang. Selain itu, kondisi serupa juga diduga berimplikasi saat manusia menatap komputer.

AMRI MAHBUB

Berita Lainnya:
Maria Londa Ungkap Rahasia Kesuksesan Meraih Emas
Malaysia Doping, Indonesia Tambah Emas dari Wushu
Diterjang Bola, Wasit Perempuan Ini Semaput

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

5 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

11 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

51 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

51 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

51 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya